OPINI

OPINI - STQH 2019 dan Kerukunan di Tana Toraja

Editor: Aldy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Makassar

Sejauh semuanya mendukung toleransi dan perdamaian. Gereja selalu berada di garis terdepan mengawal semua tema tema Nasional untuk merajuk kebersamaan dan perdamaian.

Hal senada juga di sampaikan oleh Pastor Carolus Patampang Imam Katolik sekaligus menjadi anggota FKUB Kabupaten Tana Toraja.

Tentang kegiatan STQH, beliau mengatakan bahwa Kegiatan STQH adalah bentuk yang konkrit, sederhana dan jelas dari apa yang disebut kerukunan.

Baca: Pascasarjana Unibos Gelar Lokakarya Rekonstruksi Kurikulum Berbasis KKNI – SN DIKTI

Pelaksanaan STQH yang tidak hanya diadakan di tempat tempat ibadah umat muslim, tapi juga di aula Badan Pekerja Sinode BPS) dan Aula Gereja Katolik.

Ini menunjukkan bahwa Toraja adalah simbol kerukunan antar umat beragama yang paling nyata dan konkret.

Peristiwa ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Tana Toraja khususnya umat Katolik. Hal ini juga menjadi tanda bahwa orang katolik Toraja mencintai kerukunan.

Inilah nilai yang ditunjukkan selama kegiatan ini berlangsung dengan menghormati dan melayani saudara-saudari dengan tulus dan penuh kegembiraan.

Malam hari sebelum penutupan digelar di pelataran Gereja Katolik Paroki Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria Makale diadakan perjamuan persaudaraan.

Acara makan bersama ini dihadiri oleh Bupati Tana Toraja, beberapa kepala dinas, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, para hakim dan peserta yang ikut dalam STQH.

Untuk menghargai undangan, semua makanan diolah, disiapkan, serta dihidangkan oleh sahabat sahabat Muslim.

Nampak dalam perjamuan ini suasana kebersamaan, persaudaraan dan keakraban.

Saat-saat seperti inilah yang senantiasa dirindukan oleh semua pihak untuk bisa duduk bersama, makan-minum bersama, bisa saling menyapa tanpa rasa curiga, tanpa beban dan ketakutan satu sama lain, tetapi dipenuhi dengan suasana toleransi dan kerukunan seperti yang disampaikan oleh Pastor Albert dan Pastor Carolus.

Baca: Soal Pendaftaran Siswa SMP, Kadis Pendidikan Bulukumba Masih Tunggu SK Bupati

Apa yang disampaikan dua imam Katolik ini juga terungkap dalam kata sambutan Gubernur Sulawesi Selatan Prof DR Nurdin Abdullah yang dibacakan oleh Bupati Tana Toraja Ir. Nikodemus Biringkanae dalam acara penutupan STQH di Pelataran Plaza Kolam Makale Tana Toraja.

Gubernur juga menekankan pentingnya mengembangkan toleransi dari kegiatan kegiatan keagamaan seperti STQH.

Toleransi yang harus dikembangkan terus menerus agar tercipta kerukunan antar umat beragama.

Halaman
1234

Berita Terkini