Pilpres 2019

Ustadz Haikal Hassan Jubir Prabowo - Sandi Minta Maaf ke KPU Gara-gara Salah Kutip Data Orang Gila

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Haikal Hassan Jubir BPN Prabowo - Sandi harus meminta maaf ke KPU karena kicauannya salah kutip data

6 lembaga survei ini dinilai telah menyampaikan berita yang tidak benar.

"Beberapa lembaga survei ini kami menduga mereka pasti ada orceran untuk kemudian membuat quick count seperti ini," ujar Koordinator Pelaporan Djamaluddin Koedoeboen, Kamis (18/4/2019) kemarin seperti dilansir dari Kompas.com.

Terlepas dari hal itu, kicauan Haikal Hassan itu rupanya mendapat tanggapan dari Yunarto Wijaya dan Hanta Yudha.

Dari pengamatan TribunJakarta, Hanta Yuda lebih dulu menanggapi kicauan Haikal Hassan.

Dalam kicauannya, Hanta Yuda justuru memohon kepada Haikal agar mengaminkan doanya.

"Mohon aminkan doaku ustadz :)

"Yaa Allah Yaa Robb, jadikan fitnah ini sbg pahala & kemuliaan bagi kami&keluarga, jk kami curang dg Quick Count ini jauhkan & cabutlah keberkahan dari hidup kami, tp jika kami jujur & tdk curang dg QC ini, berkahilah kami dan keluarga dunia akhirat," tulis Hanta Yuda membalas kicauan Haikal Hassan.

Kicauan hanta Yuda, Mniggu (21/4/2019) (Twitter Hanta Yuda)

Selang satu jam, Yunarto Wijaya pun nampak menangggapi kicauan Haikal Hassan.

Tidak banyak yang ditulis Yunarto Wijaya dalam tanggapannya itu.

Dalam kicauannya, Yunarto Wijaya tampak mengkoreksi ejaan namanya yang salah.

Yunarto Wijaya juga menyinggu soal provokasi.

"Ralat: Yunarto, bukan yunanto.. Mujani, bukan muzani... Berpikir, bukan provokasi," cuit Yunarto Wijaya.

Kicauan Yunarto Wijaya, Minggu (21/4/2019(). (Twitter Yunarto Wijaya)

Sebelumnya diwartakan Tribun Solo, Yunarto Wijaya mengaku tidak keberatan jika harus menjelaskan detil metodologi penghimpunan data quick count Pilpres 2019, bahkan soal sumber dana.

Itu asalkan, kata Yunarto Wijaya, BPN pun adil membuka metodologi real count internal yang menyebut Prabowo-Sandiaga menang 62 persen seperti diklaim Prabowo Subianto.

“Cara satu-satunya bagaimana kemudian, data yang diklaim 62 persen itu bisa dibuka kehadapan publik secara keilmuan. Tidak ada kaitannya dengan aspek legal dan menunjukkan siapa yang lebih benar di mata KPU,” katanya saat konfrensi pers Expose Data Hasil Quick Count Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).

“Dan kami mengajak untuk membuka hal-hal yang peru dibuka, termasuk soal dana,” sambungnya.

Pria yang akrab disapa Toto itu menilai sikap BPN yang meragukan quick count lembaga survei terakreditasi KPU adalah upaya membangun opini di masyarakat.

“Yang terjadi tidak pernah sekalipun pihak BPN, atau minimal lembaga yang menyatakan datanya berbeda dengan lembaga survei berani membuka data sehingga yang muncul klaim konspiratif dan ujungnya membingungkan masyarakat,” tukas Toto.

Untuk diketahui, Prabowo Subianto telah mendeklarasikan kemenangannya pada Pilpres 2019, Kamis (19/4/2019) kemarin.

"Saya prabowo Subianto menyatakan bahwa saya dan sauara Sandiaga Uno mendekralasikan kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden RI tahun 2019-2024 berdasarkn perhitungan lebih dari 62 persen perhitungan real count," ucap Prabowo Subianto.

Dijelaskannya bahwa deklarasi tersebut dilakukan lebih cepat karena pihaknya telah mengantongi bukti-bukti kecurangan yang terjadi selama Pilpres 2019.

"Kemenangan ini kami deklarasikan secara lebih cepat karena kami punya bukti-bukti bahwa telah terjadi usaha-usaha dengan berbagai ragam kecurangan yang terus terjadi di berbagai desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten seluruh Indonesia," paparnya.

Sementara itu Jokowi sempat memberikan pernyataan terkait hasil quick count sejumlah lembaga survei.

Jokowi menyampaikan bahwa dari hasil quick count 12 lembaga survei, menunjukkan pasangan 01 unggul dari pasangan 02.

Meski begitu, Jokowi meminta kepada para pendukungnya agar tetap bersabar menunggu hasil perhitungan resmi KPU.

"Kami menyampaikan bahwa hasil quick count dari 12 lembaga survei menyatakan Jokowi-Maruf Amin mendapatkan persentase 54,05 persen dan Prabowo-Sandiaga mendapatkan persentase 45,05 persen," kata Jokowi, Kamis (18/4/2019).

"Kita tahu semua perhitungan quick count adalah cara perhitungan ilmiah."

"Akurasinya 99 persen hampir sama dengan perhitungan dengan real count."

"Namun sekali lagi kita harus tetap sabar, sabar menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU," urai Jokowi.(*)

Baca: 02 Sudah Deklarasi Menang, Kenapa Tim Sukses Prabowo Minta C1 ke Bawaslu? Kami Tidak Lobi

Baca: Hukum Ciuman Suami-Istri di Siang Hari saat Puasa di Bulan Ramadan, Sah atau Makruh?

Baca: Hukum Ciuman Suami-Istri di Siang Hari saat Puasa di Bulan Ramadan, Sah atau Makruh?

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Haikal Hassan Minta Maaf Gunakan Data Hoax Soal 13 Juta Orang Gila Nyoblos, KPU Beberkan Data, http://jakarta.tribunnews.com/2019/04/26/haikal-hassan-minta-maaf-gunakan-data-hoax-soal-13-juta-orang-gila-nyoblos-kpu-beberkan-data?page=all.

Berita Terkini