Dua proyek dimaksud adalah rest area di 10 titik dan Rumah Sakit (RS) Regional.
Pakar Komunikasi Politik Unhas Dr Hasrullah MA mengatakan, kemungkinan pemerintahan Prof Andalan masih dilanda disharmoni. Dia menyebut pemerintahan baru ini masih sibuk bermain drama keharmonisan.
"Saya menilai proyek-proyek yang tersendat direalisasikan tersebut merupakan sebab dari krisis komunikasi hubungan internal antara Nurdin Abdullah selaku Gubernur Sulawesi Selatan dan Andi Sudirman Sulaiman sebagai Wagub Sulsel. Janganlah bersandiwara. Perlihatkan saja kerjanya yang utuh bukan dengan cara propaganda palsu," ujar Hasrullah.
Apa kendalanya sehingga dua proyek ini terancam batal? Mengapa Prof Andalan terkesan “belum mampu” merealisasikan proyek andalan? Baca selengkapnya di Tribun Timur cetak edisi Sabtu, 6 April 2019, halaman 1 dan 7
Berikut beberapa cuplikan momen penting dan mendebarkan dalam 213 hari pemerintahan Prof Andalan di Sulsel:
Era TP2D
Dua pekan setelah dilantik menjadi Gubernur Sulsel, 17 September 2018, NA menandatangani Surat Keputusan (SK) SK No.2537/IX/Tahun 208 tentang Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Provinsi Sulsel.
Tim yang diketuai Prof Dr Ir Yusran Jusuf MSi IPU itu hanya berumur 3,5 bulan.
NA membubarkan TP2D dan membentuk Tim Kecil pada 2 Januari 2019. Tim Kecial terdiri atas enam (orang) tim ahli. “Terus ada lagi staf khusus. Pokoknya orangnya S3 dan Prof," kata Nurdin Abdullah saat ditemui usai menghadiri Raker Pemprov Sulsel, di Claro Hotel, Rabu (2/1/2018).
Dikatakan Nurdin juga, tim itu belum diberi nama. Yang pasti, sudah akan mulai bekerja dalam waktu dekat ini.
"Banyak hal yang harus dia kerjakan. Modelnya mengkaji. Beberapa program strategis kita akan dia kaji," ujarnya.
Di era TP2D, polemik berkembang. Beberapa kali legislator dan anggota TP2D saling “serang” komentar di media massa dan media sosial.
Warning Akademisi
Memasuki hari kedua di bulan kedua sebagai Gubernur Sulsel, NA diingatkan untuk tidak tergoda menjadi menteri.
Warning disampaikan sejumlah Guru Besar dalam diskusi Forum Dosen di Redaksi Tribun Timur, Selasa (6/11/2018) sore.
Beberapa akademisi dalam diskusi Forum Dosen itu mengasumsikan NA bakal disetting untuk segera meninggalkan Sulsel. Salah satu settingan itu, NA akan ditarik menjadi menteri.
Diskusi yang dipandu Koordinator Fordos, Dr Adi Suryadi Culla, dihadiri 13 dosen dan tujuh dari Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Sulsel.
“Kami ingatkan kepada Prof NA, jangan tergoda untuk meninggalkan Sulsel. Tolong Gubernur NA jangan dijanji jadi menteri. Kalau itu terjadi, kita sedih ditinggalkan. Dan masyarakat Sulsel akan sedih. Kalau NA tergoda tinggalkan Sulsel, kita dipimpin siapa?” jelas Guru Besar UMI Prof Dr A Muin Fahmal.