TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengatakan penyidik masih terus mendalami kasus pembunuhan terhadap pegawai kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Siti Zulaeha Djafar.
AKBP Shinto Silitonga menyebut, penyidik saat ini masih terus menggali fakta-fakta baru di lapangan.
Temuan fakta-fakta baru akan mengungkap motif sebetulnya dalam kasus pembunuhan Zulaeha.
Begitu pula hasil autopsi kedokteran forensik terhadap jenazah Zulaeha.
Baca: Menanti Pengungkapan Jejak Percakapan Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha Djafar
Baca: FAKTA BARU Sosok Wahyu Jayadi Diungkap Teman SMA, Lelaki Setia itu Memang Pembunuh
Hasil pemeriksaan tersebut akan mengungkap cara dan waktu kematian Zulaeha.
"Saat ini kita sedang menunggu hasil autopsi untuk bisa menentukan waktu, dan cara kematian korban. Itu yang paling penting," kata Shinto Silitonga di Museum Balla Lompoa, Jumat (29/3/2019).
Perwira dua melati ini melanjutkan, motif pembunuhan yang terindentifikasi saat ini masih ketersinggungan dan emosi sesaat.
Wahyu nekat membunuh Zulaeha diduga karena tersinggung dicampuri urusan pribadinya.
Shinto menuturkan, pengungkapan kasus pembunuhan ini dilakukan berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) penyidikan scientific crime investigation.
Oleh karena itu, pengungkapan motif baru mesti disesuaikan dengan temuan alat bukti di lapangan.
Sebelumnya, suami korban, Sukri Tenri Gau mengaku tak percaya motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi terhadap istrinya, Siti Zulaeha Djafar.
Baca: Ada Masalah, Itulah Alasan Korban Siti Zulaeha Ajak Wahyu Jayadi Bertemu, Kedekatan Mereka
Ayah tiga anak mengaku sangsi bila Wahyu Jayadi nekat membunuh hanya dikarenakan ketersinggungan semata. Sukri menilai Wahyu Jayadi telah berbohong
Kesangsian Sukri ini ditandai dengan kedekatan dan hubungan emosional yang terbangun antar keluarganya dengan keluarga Wahyu Jayadi.
Pertama kata, Sukri, Wahyu Jayadi adalah rekan sekantor dengan istrinya. Keduanya Wahyu dan istrinya tinggal bertetangga. Ketiga mereka sama-sama berasal dari kabupaten Sinjai.
"Jadi motif pelaku tidak masuk ke nalar saya. Masak hanya karena tersinggung sampai tega menghabisi nyawa istri saya," kata Sukri usai diperiksa di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
"Pembunuhan sadis ini dilakukan oleh intelektual, bukan preman. Tidak mungkin hanya emosi sesat lalu menghabisi nyawa istri saya," sambung Sukri.
Laporan Wartawan Tribun Gowa @bungari95
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: