TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Kurang lebih sebulan lagi, masa jabatan Wali kota Makassar, Danny Pomanto dan Wakilnya Syamsu Rizal MI bakal berakhir tepatnya 9 Mei 2019.
Dengan berakhirnya masa jabatan Wali kota Makassar, Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah akan menunjuk satu pejabat, minimal eselon II untuk menjabat sebagai Penjabat (PJ) Wali kota Makassar.
Baca: Dari Mana Dian Al Mahri Dapat Banyak Uang Bangun Masjid Kubah Emas? Ternyata Ini Bisnis Besarnya
Baca: Hingga Akhir Maret 2019, Guess MaRI Makassar Beri Diskon Hingga 70 Persen
PJ Wali kota Makassar Makassar ini ditunjuk atas kekosongan jabatan Wali kota Makassar pasca Pilwali Makassar tahun 2018. Dalam Pilwali itu, kotak kosong meraih suara terbanyak dari pasangan calon Walikota yang ada.
Terkait dengan Pj Wali kota Makassar, Nurdin Abdullah telah menyiapkan pejabat untuk mengisi kursi nomor satu di Ibu Kota Provinsi ini.
Sumber Tribun Timur yang juga kerabat Nurdin Abdullah menyebutkan ada dua orang yang disiapkan, keduanya adalah orang kepercayaan mantan bupati Bantaeng itu.
Seperti yang disebut-sebut dua nama itu yakni H Asri mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bantaeng yang kini menjadi staf biasa di Pemprov Sulsel, dan Bupati Pinrang, Andi Aslam Patonangi.
Jabatan Andi Aslam Patonangi akan berakhir pada 24 April 2019 sebagai Bupati Pinrang, dan H Asri akan digadang-gadang sebagai Kepala BKD Sulsel sebelum penetapan Pj Walikota Makassar.
"Dua orang ini akan disiapkan jadi PJ Walikota Makassar, ini masih disebut-sebut yah, bisa saja berubah. Semua ada ditangan kak Nurdin," ujar sumber Tribun.
Baca: TRIBUNWIKI: Keluarkan Single Terbaru, Everything In Between, Begini Perjalanan Karier Andien
Sementara itu, Nurdin Abdullah mengatakan, bahwa semua orang berpeluang menjadi Pj Wali kota Makassar.
Hanya saja, momentum saat ini dirinya enggan berkomentar dulu siapa sosok Pj Wali kota Makassar.
"Tidak enak sama Pak Danny, nanti dikirain mau sekali mi diganti pak Danny. Jaga perasaan Walikota," kata Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah mengatakan memimpin Makassar ini harus orang yang profesional dan loyal pada negara.
Di Makassar bebanya sangat besar, berbagai persoalan seperti persoalan parkir, penataan pedestrian, dan pedagang kaki lima serta anak jalanan.(*)
Laporan wartawan tribun-timur.com, Saldy
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: