TRIBUN-TIMUR.COM-- Dua Paman mendiang Aldama Putra menemui pengacara Hotman Paris, di Kopi Johny, Jakarta, Minggu (10/2/2019).
Pihak keluarga mencari keadilan atas kematian Aldama Putra Pangkola.
Dalam diskusi tersebut, Hotman Paris meminta polisi segera memeriksa dua orang yakni Pengasuh dan Wakil Direktur ATKP Makassar.
Ini berdasarkan pengakuan dua paman korban, bahwa keduanya mengaku bahwa korban tewas jatuh dari kamar mandi.
"Bapak Menteri Perhubungan, Bapak Kapolda Sulawesi Selatan, segera sidik, segera periksa pengasuh dan Wadir ATKP, karena itu saksi kunci," jelas Hotman Paris dalam postingan Instagramnya.
Selain itu dalam video tersebut, Hotman Paris juga menyesalkan hanya ada satu tersangka.
Pasalnya menurut keterangan pihak keluarga mengungkapkan informasi yang diterima bahwa sebelum meninggal, korban dipanggil di kamar seniornya.
Diduga dalam kamar itu ada 10 orang senior Aldama.
"Katanya 10 Orang senior dalam kamar itu, kenapa hanya satu, hanya satu tersangka, padahal di tubuh (korban) bergaia luka disekujur tubuh," jelas Hotman Paris.
"Bapak Menteri Perhubungan, ini keluarganya datang ke Kopi Jonhy, katanya ada 10 orang seniornya dalam kamar , jadi diduga pelakunya lebih dari satu kenapa hanya satu tersangka?,' jelasnya.
Kronologis
Hanya gara-gara helm, Muh. Rusdi (21) tega menganiaya juniornya, Aldama Putra (19) hingga meninggal dunia.
Kasus penaniayaan yang mengakibatkan Aldama Putra, taruna di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Kota Makassar meninggal terjadi pada Minggu (3/2/19).
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo mengungkapkan, hasil pemeriksaan pelaku menganiaya karena pelanggaran tidak pakai helm.
"Pelaku memanggil korban, diarahkan ke salah satu kamar senior. Disitulah terjadi penganiayaan," kata Kombes Wahyu di Mapolrestabes, Selasa (5/2/2019) sore.