Akibat perbuatan Rusdi menganiaya Aldama Putra dengan cara memukul di bagian dada dan tubuh.
Aldama Putra, putra sulung dari Pelda Daniel itu meninggal dunia.
Pihak penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar pun menetapkan Muh. Rusdi tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan Aldama Putra meninggal.
Kata Wahyu, sejauh ini pihaknya telah memeriksa 22 saksi.
Saksi-saksi ini adalah senior dan teman seangkatan almarhum di kampus ATKP Makassar.
"Jadi sampai sekarang ini kami sudah periksa 22 saksi, pemeriksaannya dari malam kejadian sampai pagi tadi, dan ditetapkan satu tersangka," jelas Wahyu.
Senior Aldama Putra, tersangka Muh. Rusdi diancam dengan pasal 351 ayat 3. Ancaman hukuman penjara 5 tahun dan selambatnya, maksimal 15 tahun.
Pengasuh Taruna ATKP Tutupi Penyebab Kematian Aldama, Begini Kata Pelda Daniel
Aldama Meninggal Dihajar Senior, ATKP Makassar: Kami Kehilangan
Pengakuan Sang Ayah
Mendengar kabar penetapan tersangka penganiaya yang mengakibatkan tewasnya Taruna Tingkat satu ATKP itu, ayah Aldama Putra, Pelda Daniel, berharap pihak kepolisian terus mengembangkan kasus penganiayaan yang berbuntut hilangnya nyawa seseorang itu.
"Saya ini masih sementara berduka, tapi begitu saya tahu sudah ada pelakunya dan positif ditetapkan sebagai tersangka, duka saya sedikit berkurang walau saya masih berduka. Jadi saya mohon pihak terkait yang berkecimpung di persoalan ini agar dapat menuntaskan kasus ini dan menghukum seberat-beratnya pelaku itu," kata Pelda Daniel.
Pelda Daniel menduga, pelaku penganiaya anaknya bukan hanya seorang. Ia pun berharap, jika masih ada pelaku lainnya yang terlibat dalam kematian putranya itu, agar dapat segera ditangkap.
"Kalau bisa dikembangkan pak, pokoknya saya harap kasus ini diusut sampai tuntas," tegas Daniel.
Pelda Daniel awalnya tidak menyangka putra semata wayangnya itu tewas dianiaya seniornya.
Awalnya, Daniel mengaku mendapat kabar dari pengasuh Aldama di ATKP, bahwa Aldama terjatuh dan berada di RS Sayang Rakyat, Minggu malam.
"Saya ditelpon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya katanya jatuh, jadi awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah. Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat) saya disambut pelukan dan berkata, bapak yang sabar yah... kami sudah berusaha tapi apa daya, disitulah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena dipikiran saya anak saya sudah meninggal," cerita Pelda Daniel.