Protes Grace Natalie hingga Duit Partai, Ini Penyebab Kader & Caleg PSI Ramai-ramai Mundur di Sulsel

Penulis: Mulyadi
Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kader PSI Parepare ramai-ramai mundur, Selasa (5/2/2019).

Protes Grace Natalie hingga Duit Partai, Ini Penyebab Kader & Caleg PSI Ramai-ramai Mundur di Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Puluhan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Parepare ramai-ramai mundur, Selasa (05/02/2019).

Tiga di antara kader yang mundur tersebut merupakan calon legislatif atau caleg PSI untuk DPRD Parepare, Sulsel.

Pengunduran diri kader dan caleg partai tersebut sudah kesekian kalinya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ketua PSI Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Nadir Amir, disusul Ketua PSI Gowa, Muhammad Ridwan, sebelumnya juga memilih mundur.

Penyebab kader dan caleg PSI ramai-ramai mundur di Sulsel beragam, ada protes pernyataan Ketua Umum Grace Natalie hingga persoalan duit partai.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PSI Parepare Aditya Putra mengatakan mereka memutuskan mundur dengan beberapa poin salah satunya kepengurusan partai yang amburadul.

“Pertama struktur kepengurusan tidak jelas. Ada pengurus diberikan SK (surat keputusan) dan sebagian hanya ditunjuk secara lisan,” katanya disalah satu warung kopi di Parepare.

Selain itu, tidak adanya transparasi mengenai pengelolaan dana keuangan dan operasional partai di daerah itu.

“Selama ini juga tidak pernah ada rapat yang menghadirkan anggota serta agenda politik partai di Parepare,” ujarnya didampingi sejumlah pengurus.

Kader lainnya, Hendro, menyindir transparansi dan keterbukaan partai. “Katanya terbuka dan progresif ternyata kosong,” jelasnya.

Tak hanya konflik internal, sejumlah kader PSI di Sulawesi Selatan (Sulsel) mundur dengan berbagai penyebab.

Misalnya Ketua PSI Gowa, Muhammad Ridwan, yang mundur karena tidak sependapat dengan Ketua Umum PSI Grace Natalie yang menolak Peraturan Daerah (Perda) Syariah.

Menurut caleg di Daerah Pemilihan (Dapil) III Sulsel (Gowa dan Takalar) tersebut pernyataan Grace tidak memperhatikan kultur kedaerahan.

Dia merasakan hal itu. “Setiap daerah masing-masing punya kultur berbeda-beda, baik pemahaman agamanya, dan lainnya. Keluarga juga mempertanyakan kenapa PSI begitu,” katanya, Senin (17/12).

Halaman
1234

Berita Terkini