TRIBUN WIKI

Terima Kasih Gus Dur Trending Twitter Bertepatan Tahun Baru Imlek, Ternyata Ini Sejarahnya

Penulis: Mansur AM
Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kutipan Gus Dur - Tagar #TerimaKasihGusDur trending bertepatan Tahun Baru Imlek 2019

TRIBUN-TIMUR.COM - Tagar Terima Kasih Gus Dur atau #TerimaKasihGusDur menjadi salah satu top trending di lini masa Twitter Selasa (5/2/2019) hari ini. 

Tagar Terima Kasih Gus Dur populer bertepatan dengan Peringatan Tahun Baru Imlek 2019 yang diperingati hari ini. 

Putri Gus Dur Alissa Wahid melalui akun terverifikasi @AlissaWahid ikut meretwit Tagar Terima Kasih Gus Dur. 

Baca: 25 Kata Mutiara dan Ucapan Imlek 2019 atau Selamat Tahun Baru China Cocok Dibagi di WA, FB, IG

Baca: Diungkap Letjen Herindra Ternyata Seperti Ini Sifat Asli Jenderal Luhut B Panjaitan Menko Jokowi

Baca: Padahal Dikenal Kalem, Apa Penyebab Jokowi Tiba-tiba Berani Sindir Prabowo Subianto?

Baca: Bukan Akbar Faizal Sosok Rocky Gerung Dibongkar Mahfud MD, Kepribadian dan Perilakunya Tak Disangka

Baca: Ustadz Nur Maulana Akhirnya Putuskan Nikah Lagi atau Tidak Setelah Dapat Dukungan 4 Anaknya

Tagar Terima Kasih Gus Dur trending twitter hari ini (capture trending twitter.com)

Salam selamat Tahun Baru Imlek 2019 dari kawan2 @GUSDURians di berbagai kota. Semoga sikap saling menghargai semakin menguat dalam diri kita semua. Berbagi bangsa, berbagi bahagia. Demikian kicauan Alissa Wahid Selasa (5/2/2019)

Apa hubungannya Tahun Baru Imlek dengan Gus Dur?

Sejarah Tahun Baru Imlek Dirayakan di Indonesia

Tribun-timur.com melansir sejumlah sumber, Di Indonesia, selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum.

Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.

Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid yang mencabut Inpres Nomor 14/1967.

Kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.

Masyarakat Tionghoa Indonesia bersyukur bahwa Imlek dijadikan hari besar nasional, sebagaimana dikemukakan Presiden Megawati Soekarnoputri ketika menghadiri perayaan Imlek 2553 di Hall A Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Minggu [17 Februari 2002].

Keputusan pemerintah ini tak terlepas dari perjuangan sebuah lembaga yang menamakan diri Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia (YLKTI) yang diketuai oleh Suhu Acai, pria yang selama ini dikenal sebagai paranormal, tinggal di kawasan Pluit, Jakarta Utara.

Awalnya, tanggal 17 Oktober 2000 YLKTI berkirim surat kepada Menteri Agama RI, intinya berharap agar pemerintah berkenan menjadikan Imlek menjadi hari besar/libur nasional. Tanggal 22 Januari 2001, Menteri Agama lewat surat nomor B.VI/2/BA.00/161/2002 memberikan jawaban bahwa berdasarkan kajian dan pertimbangan Menteri Agama yang disampaikan kepada Presiden RI (kala itu KH Abdurrahman Wahid), usulan YLKTI itu bisa disetujui bahwa Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).

Hal itu diperkuat dengan SK Menteri Agama No 13/2001 tanggal 19 Januari 2001 bahwa Imlek sebagai hari libur fakultatif selama satu hari bagi masyarakat Tionghoa di wilayah Indonesia. Hari dan tanggal Imlek ditetapkan dengan keputusan Menteri Agama RI berdasarkan masukan dari lembaga yang mewakili masyarakat Tionghoa Indonesia, termasuk dari YLKTI.

Menyusul kemudian keluar SK Menteri Agama No 14/2001 tanggal 23 Januari 2001 untuk menetapkan hari dan tanggal perayaan Imlek Tahun 2552.

Halaman
123

Berita Terkini