Berkat Program Kotaku, Warga Katangka Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

Penulis: Ari Maryadi
Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suriati Dg Tene memakai air bersih yang telah mengalir di daerah tempat tinggalnya.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ari Maryadi

TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) menggagas program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) untuk menghadirkan air bersih ke sejumlah rumah di Kecamatan Sombaopu.

Titik pengadaan air bersih di Kelurahan Katangka, KPP Bontobiraeng contohnya, masyarakat bersinergi membuat reservoir (bak cadangan air) dengan kapasitas 9 kubik air dalam 24 jam nya.

Baca: Hari Disabilitas, Ini Harapan Band Indie Makassar Natinson

Baca: Meski Miliki Keterbatas Fisik, Guru di Sinjai Ini Jadi Favorit Siswa

Koordinator Kotaku Nurlia Ruma menyebutkan, warga kerap kali mengeluh lantaran sulitnya air bersih didapatkan. Seperti di Kelurahan Katangka dengan dua titik.

Begitu pun di Kelurahan Samata, Romangpolong, Mawang, Pandang-pandang, Tombolo, Batangkaluku, Bontoramba, Tamarunang dan Paccinongang. 

"Pembangunan ini dilakukan berkat pembiayaan Bantuan Dana Investasi (BDI) dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan partisipasi masyarakat," kata Nurlia Ruma, Senin (3/12/2018).

Nurlina melanjutkan, sulitnya memperoleh air bersih di Katangka disebabkan daerah tersebut adalah perbukitan.

Saat itu, warga mesti membeli air bersih pergalon untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, masak ataupun mencuci.

"Sekarang satu bulan telah berjalan. Akhirnya warga bisa menikmati air bersih langsung di rumah mereka. Khusus di Katangka mampu mengcover 43 rumah," bebernya.

Warga pun tak perlu merogoh kocek yang banyak. Hanya dengan Rp.4 ribu perkubik, pengolahan air dengan reservoir dilakukan.

Sedang dari hasil penyulingan air siap minum, warga membeli dengan harga Rp4.000 untuk satu galon. Sedang bagi masyarakat prasejahtera cukup Rp3.000 per satu galon.

Retribusi ini digunakan kembali untuk biaya pemeliharaan sarana air bersih yang sudah dibangun. Sehingga jika ada kerusakan atau butuh rehabilitasi, maka biaya perbaikan sudah tersedia.

Suriati Dg Te'ne, salah seorang warga, mengungkapkan rasa senangnya dengan adanya jaringan air bersih yang mengalir di rumanya.

Baca: Terseret Kasus Dugaan Match Fixing, Hidayat Mundur Sebagai Anggota Exco PSSI

Baca: Panwascam: Belum Ada Alat Peraga Kampanye di Tamalanrea

Sebelumnya, Suriati mengaku, mesti mengambil air dari bungung lompoa yang jaraknya cukup jauh guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi keluarganya.

"Setelah itu ada PDAM tapi tidak sampai kerumah saya. Jadi harus beli air jerigen yang dijual gerobak. Alhamdulillah dengan adanya jaringan yang dibangun Kotaku kami bisa menikmati air bersih 24 jam dengan mudah dan murah," pungkasnya.

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami: 

Follow juga akun instagram official kami: 

Berita Terkini