Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah mendorong percepatan pencapaian vaksin Measles Rubella (MR) di Sulsel.
Capaian imunisasi MR di Sulsel baru berkisar 75 persen.
"Kita berusaha mendorong pencapaian imunisasi MR ini hingga ke kabupaten kota, dan ini tentu bukan pekerjaan mudah, tapi harus dilakukan untuk memperkuat ketahanan generasi kita," kata Nurdin Abdullah, diacara Pencanangan Pekan Imunisasi MR Provinsi Sulsel 1 - 7 Desember 2018, di Hotel Four Points By Sheraton Makassar, Jumat (30/11).
Baca: BKPSDM Soppeng Belum Terima Jadwal SKB
Baca: Pelaku Begal Putus Tangan Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara, Keluarga Imran: Ringan Sekali
Baca: Truk Tanah Timbunan Ugal-ugalan di Poros Kariango Maros Bikin Resah Warga
Diungkapkan, imunisasi MR ini sempat terkendala karena adanya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatakan cairan imunisasi haram.
"Setelah dilakukan kajian mendalam oleh MUI sendiri, tidak ada sedikitpun unsur yang menyalahi ketentuan agama Islam. Vaksin MR memang untuk ketahanan tubuh generasi kita," jelas Nurdin Abdullah.
Menurutnya, imunisasi MR ini sangat penting karena sangat menentukan generasi masa depan Bangsa.
"Kalau semua unsur ikut bekerja melakukan gerakan percepatan imunisasi MR, tidak ada kesulitan bagi kita. Kita ajak semua elemen untuk berpartisipasi. Misalnya, satu PNS bawa dua anak. Mari kita coba galakkan, fase kedua masih ada waktu sampai Desember," kata mantan Bupati Bantaeng dua periode ini, sembari sebut daerah juga harus melakukan gerakan percepatan.
Banyak hal yang akan dicegah melalui imunisasi ini. Diantaranya biaya kesehatan akan menurun jika anak-anak kuat.
"Kita butuh generasi kuat. Dan tentu harus mempersiapkan mulai dari dalam kandungan dengan memberikan gizi yang baik. Imunisasi jangan dianggap enteng, karena imunisasi ini jadi kebutuhan kita. Ini gerakan yang jadi tanggung jawab kita," katanya.
Sementara, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono, menyampaikan, arah pembangunan ke depan adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan menitikberatkan pada kualitas intelektual dan produktifitas.
Pemberian imunisasi menjadi upaya yang diyakini berdampak positif jangka panjang, sehingga kita harus mampu mencapai imunisasi secara kolektif komunitas.
"Semoga cakupannya di atas 95 persen, karena kita ingin melindungi secara total," ujarnya.
Ia menegaskan, imunisasi menjadi kewajiban bersama, khususnya imunisasi dasar lengkap 0 - 11 bulan, dan imunisasi tambahan termasuk MR hingga usia 15 tahun. Karenanya, manfaat vaksin harus dijelaskan secara konkrit dan persuasif ke masyarakat.
"Saya harap, Sulsel dapat menyusul provinsi lain yang sudah 95 persen, seperti Papua Barat, Bali, Lampung dan Gorontalo," harap Anung. (*)