Habib Rizieq Shihab: Ada Upaya Balas Dendam Lewat Intelijen karena Ahok Kalah, Ini Jawaban BIN

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Habib Rizieq Shihab dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

TRIBUN-TIMUR.COM - Pemimpin FPI, Habib Rizieq Shihab sebut ada upaya balas dendam karena Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kalah di Pildaka DKI Jakarta.

Berikut jawaban BIN.

Pihak Habib Rizieq Shihab menuding ada pihak intelijen yang atas kasus bendera yang menimpanya di Arab Saudi.

Bahkan Habib Rizieq Shihab mengatakan kalau ada upaya balas dendam dalam kasusnya terkait Pilkada DKI Jakarta.

Dalam videonya di Arab Saudi, Habib Rizieq Shihab mengatakan kalau kasusnya saat ini masih dalam proses.

Ia menjelaskan, Pemerintah Arab Saudi selama ini memperlakukan dirinya dengan baik, dan tidak ada masalah.

Baca: Hanya 1 Pesan Habib Rizieq Shihab Kepada Jokowi, Tegas dan Bukan soal Pilpres

"Ini semua masalah datang bukan dari Pemerintah Saudi, dari negeri kita yang memberi masukan-masukan dalam operasi intelijen yang ingin menghancurkan kita," ujarnya dalam video tersebut.

Habib Rizieq Shihab menegaskan, kalau Pemerintah Arab Saudi kalang kabut mendengar ada isu teroris tinggal di Arab Saudi.

Baca: Kenalkan Pemecah Rekor Passing Grade Tes SKD CPNS 2018, Hanya 29 Menit dan Nilai 412

Baca: Foto-foto Rumah Mewah Maia Estianty di Jakarta, Bak Villa di Tengah Kota

Baca: Siapa Lebih Jago Bahasa Inggris, Jokowi atau Prabowo atau Fadli Zon? Sacha Stevenson Menilai

Untuk itu, Pemerintah Arab Saudi mencari tahu kebenarannya kepada Habib Rizieq Shihab.

Isu itu, kata dia, lagi-lagi datang dari Pemerintah Indonesia.

"Jadi sekali lagi bukan pemerintah sini yang membuat kita susah, yang membuat kita susah adalah rezim yang masih tidak puas yang ingin balas dendam politik kepada saya, karena jagoannya kalah di Pilkada Jakarta. Itu aja," jelasnya.

Mendengar pernyataan tersebut, Juru Bicara BIN Wawan Purwanto membantah tudingan dari Habib Rizieq Shihab tersebut.

Ia bahkan menyarankan agar pihak Habib Rizieq Shihab tidak menuding tanpa bukti.

"Memang tidak ada operasi intelejen itu. Kita tidak ingin gegabah seperti itu. Makanya harus kita klarifikasi dulu sebelum menyampaikan sesuatu. Jangan ngomong kalau nggak ada bukti," katanya dikutip TribunnewsBogor.com dalam tayangan Prime News CNN yang ditayangkan melalui channel YouTube CNN Indonesia, Sabtu (10/11/2018).

"Kita ingin mengingatkan semua pihak agar tidak mudah memberi statemen apalagi dengan media sosial," tambahnya.

Halaman
12

Berita Terkini