"Setelah menguburkan, saya mencoba untuk berjalan menuju perumahan di Balaroa. Sesampai di sana, ternyata belum ada seorang pun yang berani naik ke lokasi. Saya memberanikan diri jalan hingga ke pertengahan dan merasakan tanah masih terus bergerak, sedikit menggunung. Ketika saya berjalan menyusuri puing-puing rumah yang hancur, tanah juga terus bergerak," tuturnya.
Jelang sore, ia menuju ke bawah untuk kembali ke posko pengungsian.
Di bawah tumpukan puing bangunan perumahan, warga memandangi rumahnya hancur lebur, menatapnya sendiri berdiri di tengah puing-puing.
Warga yang hadir salah satunya dari tim relawan Wahdah Islamiyah memintanya untuk menuntun menyusur lokasi.
"Sesampai di atas, saya menunjukkan bagaimana kondisi rumah-rumah dan jalanan. Bersama kami menyaksikan jenazah bergelimpangan," katanya.
Saat itu, lanjut Abu Umar, belum ada kegiatan evakuasi karena semua yang menyaksikan hanya datang menangis dan belum mampu berbuat apa-apa.
"Dan saat itulah teman-teman mengajak saya bergabung di tim relawan Wahdah Peduli dan mempercayakan saya menjadi koordinator lapangan sementara untuk saat itu," katanya pungkas.
Jiwa Sosial Memanggil
Ketika Abu Umar ditanya mengenai alasannya bergabung menjadi anggota tim SAR, sementara dirinya adalah korbamn, ia menjawab, bergabung menjadi relawan adalah cara untuk menghilangkan trauma atas hilangnya rumah dan semua pernak-pernik kehidupannya.
"Sampai saat ini, saya masih terfokuskan untuk menyelesaikan amanah yang diberikan oleh lembaga dakwah ini, yakni sebagai koordinator lapangan relawan," katanya mengungkapkan.
Adapun keluarga, kata dia, difokuskan untuk tertampung di posko pengungsian WI.
Setidaknya di posko pengungsian, menurutnya, kebutuhan keluarganya terpenuhi.
Hikmah Menjadi Relawan
Pria kelahiran Palu 39 tahun yang lalu ini menyebutkan, ketika mengevakuasi mayat pertama, terbesit dalam hatinya kesyukuran yang sangat besar kepada Allah ta'ala, sebab keluarganya diberikan keselamatan.
"Ketika saya melihat mayat-mayat bergelimpangan, saya bersyukur karena keluarga saya selamat semuanya. Sedang mereka, rumah hancur, keluarga hilang, bahkan ada tetangga saya yang mengalami gangguan jiwa saat ini karena kehilangan anak dan istri," tuturnya haru.