TRIBUN-TIMUR.COM - Sejumlah warga di Donggala memilih mengungsi di perbukitan pasca gempa bermagnitudo 7,4.
Sebagian ada yang memilih mengungsi di kantor Polres Donggala.
Selain itu, BMKG mengaku belum bisa melakukan komunikasi langung dengan tim yang dikirim ke Donggala. Hal ini membuat pantauan terkini dampak gempa terhambat.
BMKG juga menghimbau warga untuk tidak mudah terpancing informasi hoaks tentang bencana gempa di Donggala dan tsunami di Palu.
Berikut fakta terbaru terkait bencana gempa di Donggala.
Baca: UPDATE Foto-foto Kondisi Kota Palu & Donggala Pagi ini Pasca Tsunami, Sudah 30 Orang Meninggal
1. Warga Desa Kabonga Kecil mengungsi di bukit
Sejumlah warga Desa Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala, hingga Jumat (28/9/2018) malam, masih mengungsi ke perbukitan setelah gempa terjadi.
"Kami akan tetap di bukit sampai besok, menunggu terang. Untuk sementara semua keluarga dan warga di sekitarnya menginap di bukit," kata Samson T, salah seorang warga Donggala.
Sementara itu, menurut Samson T, sebagian warga memilih berlindung di Kantor Polres Donggala dan sebagian terpaksa harus tidur di berbagai tempat.
"Ada yang tidur di atas tanah, ada yang tidur dalam mobil. Intinya kami belum ingin turun dari bukit," tegasnya.
Rumah para pengungsi tersebut telah roboh diguncang gempa dan tak bisa dihuni lagi.
"Yang penting saya sekeluarga selamat. Itu dulu yang penting," imbuhnya.
Baca: UPDATE Gempa Bumi Hari ini, Saksi Mata Sebut Banyak Meninggal di Pantai Talise Palu, Korban Tsunami?
2. Komunikasi masih belum pulih pascagempa
Pascagempa beruntun melanda Kota Palu pada hari Jumat (28/9/2018) petang, jaringan telekomunikasi menjadi lumpuh.
"Kota Palu dalam kondisi lumpuh sekarang, komunikasi sangat sulit, terbatas dan terputus," kata Ratih, salah satu warga Kota Palu yang menirukan isi pesan singkat suaminya, Muhammad Junun.
Ratih mengatakan, suaminya dan para tamu hotel berlarian keluar ketika terjadi guncangan gempa.
Hal serupa juga dialami Afrianti. Dirinya mengatakan, kondisi Kota Palu sementara ini lumpuh.
"Lampu di sini padam, aliran listrik mati dan tidak ada penerangan lampu. Kami hanya memanfaatkan lilin untuk penerangan sementara, rumah kami sudah rusak," katanya.
Afrianti menceritakan, guncangan gempa sangat kuat terasa sehingga menghancurkan rumah-rumah di perumahan tempat tinggalnya.
Baca: 3 Video Amatir Perlihatkan Dahsyatnya Gempa Donggala, Air Laut hingga ke Jalanan, Tsunami?
3. Himbauan BMKG untuk menjauh dari bangunan
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa susulan masih bisa saja terjadi. Untuk itu, dirinya meminta warga di Donggala, Sulawesi Tengah, supaya menjauh dari bangunan.
"Kami meminta masyarakat untuk menjauh dari bangunan," ujar Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di kantor BMKG Yogyakarta, Jumat (28/09/2018) malam.
Dwikorita menjelaskan, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Donggala sangat kuat dan dikhawatirkan menyebabkan bangunan retak.
"Belum tentu bangunan di sana itu juga memenuhi standar tahan gempa. Kalau sudah retak-retak dan di goyang-goyang gempa susulan, itu kan juga membahayakan," tegasnya.
Baca: VIDEO: Detik-detik Tsunami 2 Meter Terjang Palu & Donggala, Innalillah!
4. BMKG: Waspada informasi hoaks terkait gempa dan tsunami
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, waspadai infomrasi hoaks yang hanya membuat warga resah dan cemas.
Dwikorita mengakui, gempa bumi susulan dengan magnitudo kecil masih akan terjadi di kawasan Donggala hingga Palu, Sulawesi Tengah.
"Tetap tenang meskipun gempa- gempa susulan masih akan terjadi. Mohon jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami," ujar Dwikorita, saat konferensi pers melalui sambungan Skype, dari Yogjakarta, Jumat (28/9/2018) malam.
Baca: 5 Video Terbaru Detik-detik Tsunami Dahsyat Terjang Palu dan Donggala, Jembatan Runtuh!
5. BMKG hilang kontak dengan Donggala
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, hingga Jumat malam (28/9/2018) masih belum bisa mengontak Donggala, Sulawesi Tengah.
Kondiri tersebut membuat BMKG sulit untuk memantau kondisi terkini di Donggala.
"Kami kehilangan kontak dengan Donggala sejak pukul 14.00 WIB dan sampai sekarang belum berhasil," kata Kepala BMKG, Jumat (28/9/2018) malam, dilansir dari Antara.
Dwikorita menambahkan, sejak terjadi gempa BMKG telah mengirim tim untuk memantau kondisi karena di Donggala tidak ada stasiun BMKG.
"Tim kami tidak berhasil masuk karena memang dilaporkan ada kerusakan," katanya.
Sementara itu, hasil pantauan BMKG sampai pukul 20.00 WIB Jumat (28/9/2018), telah terjadi 22 kali gempa susulan dengan kekuatan terkecil 2,9 SR dan terkuat 6,3 SR pasca gempa 7,7 SR pukul 17.00 WIB.
Baca: Login di sscn.bkn.go.id Sulit? ini Tips BKN Agar Tak Lemot, 110 Ribu Akun Berhasil Daftar CPNS 2018
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sulawesi Tengah dr. I Komang Adi Sujendra, SpPD memberikan informasi ter-update soal korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah.
Dalam video yang dirilis akuntwitter resmi IDI sabtu pagi (29/9/2019), I Komang Adi Sujendra menyebut pihaknya untuk sementara mendata ada 30 korban meninggal dunia.
Selain itu ada 12 orang korban yang memerlukan tindakan operasi serta 9 orang mengalami trauma kepala.
Berikut videonya:
Seberapa dahsyat gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi tengah?
Berikut foto-fotonya:
Saksi mata menyebut banyak korban meninggal dunia di Pantai Talise, Kota Palu setelah tsunami menerjang kawasan ini, Jumat (28/9/2018).
Menurut Nining (32) saksi mata warga Kelurahan Lolu Utara, pagi ini dia sempat ke Talise Palu untuk melihat kondisi pasca-gempa dan tsunami.
“Banyak mayat berserakan di pantai dan mengambang di permukaan laut,” kata Nining saat dihubungi Kompas.com di lokasi pengungsian gedung DPRD Kota Palu, Sabtu (29/9/2018).
Menurut dia, kondisi korban meninggal dunia sangat memprihantinkan. Jenazah dilaporkan bercampur dengan puing-puing material yang beserakan.
Kerusakan di kawasan pantai Talise juga dilaporkan sangat parah. Nining menyebut jalan raya yang memilki 2 lajur kini sebagian sudah lenyap di terjang gelombang tsunami.
Hingga saat ini belum ada laporan resmi yang dirilis otoritas terkait mengenai kerusakan maupun jumlah korban akibat tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala.
"Jalan raya hanya menyisakan sebagian, sebagian lainnya hancur," kata Nining.
Sumber: KOMPAS.com (Rindi Nuris Velarosdela, Wijaya Kusuma)/ ANTARA