"Terbentuklah semacam KPU dengan ketua Agus Amri. Ia dengan segala otoritasnya menjalankan KPU, kemudian Alhamdulillah lembaga ini berhasil menjalankan pemilihan umum. Waktu itu kami bangga karena pemilihan umum yang dilaksanakan 2004 mirip dengan yang kami buat. Kami buat parpol, saya buat Partai Madani, Anto bikin Partai Merah, lalu bersatu jadi Madani Merah. Ada partai Jasperun, partai ini bertarung di pemilu. Capresnya dipilih bersamaan dengan anggota DPR-nya, persis seperti pemilu 2019 nanti," ungkapnya.
Meski berhasil menggelar pemilu di Unhas, namun hasilnya rupanya tak bertahan lama karena bermasalah saat proses pemungutan suara.
"Saya pikir kenapa lembaga lesu setelah pemilihan, karena prosesnya yang bermasalah. Ada sekitar seribu orang dari Universitas 45 dan UMI ikut memilih di Unhas. Waktu itu saya capres, kalah 46 suara. Tapi waktu itu pemikiran saya sederhana, yang kita butuhkan lembaga tingkat universitas, bukan saya yang jadi presiden," pungkasnya.