Mengharukan! Tak Lagi Jadi Anak Tukang Batu, Bripda Asrul Cium Kaki Ayah

Penulis: Darul Amri Lobubun
Editor: Thamzil Thahir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syamsuar pun dapat perhatian khusus sang kepala sekolah, Kombes Pol Fajruddin.
Dia diwawancara khusus dan dipertemukan khusus dengan anaknya pas usai yudisium.

Ratusan Siswa Bintara Polri melakukan simulasi pengamanan pilkada yang didramtisir bentrok usai mengikuti upacara Penutupan Pendidikan Pembentukan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Selasa (6/3/2018). (SANOVRA JR)

Momen mengharukan itu, sarat air mata. Tidak si anak, ayah, ibu, dan beberapa burung bangunan yang kerap jadi ‘mentor” Asrul sepulang belajar di SMA Negeri 18, Mangga Tiga, Makassar.

Saat melihat ayahnya, Asrul langsung mencium kedua kaki ayahnya. “Tetta, jadi polisi kodong. Bukan meki lagi tukang batu, tapi bapak polisi.”

Asrul tak peduli, sepatu lusuh dan berdebu alas kaki ayahnya.

Mata kepala SPN berkaca-kaca. Belasan orang yang ada di lokasi, juga terharu. Jujur, mata wartawan Tribun juga basah.

Asrul menangis. Dia tak kuasa menahan emosi. Suaranya parau dan keringat yang mengucur usai simulasi pengamanan Pilkada, kian membuat suasana jadi hening.

"Minta maaf pak, kalau ada salahku. Ini saja yang bisa saya kasih, jadi polisi," kata Asrul yang langsung berdiri dan memeluk erat ayahnya, Syamsuar.

Usai ‘sesi’ cium kaki sang ayah, Asrul mengatakan itu spontan. “Itumi terima kasihku sama bapakku. Dia kasi sekolahka sejak SD dari hasil tukang batuji.”

Suasana haru biru itu menjadi perhatian keluarga Brigadi polisi baru yang lain, bahkan ada beberapa dari mereka yang terus-menerus menyeka air matanya.
Sitti Rusnah, ibu kandung Asrul, menyebut anaknya penyabar.

Syamsuar didampingi istrinya, Rusnah. Menyebutkan, anaknya gigih, Asrul harus membantunya untuk bekerja. "Ini anakku sabar, karena sekolah polisi ini dia yang biayai dirinya sendiri. Saya ini hanya tukang pecah batu, ada uang tabungannya dia pakai," kata Syamsuar.

Baca: FOTO: Mengharukan, Pertemuan Keluarga Dengan Polisi Baru Dilantik di SPN Batua

Asrul butuh tiga tahun untuk mendapatkan pangkat bripda. “Sejak SMA cita-citanya jadi polisi ji.”

Asrul memang ikut tes masuk SPN Batua di 2016, tak lulus. Tahun yang sama dia ikut tes Akmil dan Bintara TNI juga tak lulus. Juni 2017 dia daftar lagi, dan alhamdulillah lulus Maret, dan segera akan ditugaskan akhir Maret ini.
"Alhamdulillah, saya selalu berdoa agar tidak putus asa. Tahun ini saya diterima dan lulus di SPN, saya merasa sudah angkat derajat orang tua," ujar Asrul terus menyeka air mata.

Seorang pemecah batu, Syamsuar (45) mengaku anaknya jadi seorang anggota polisi, tanpa harus menyogok polisi. (DARUL AMRI)

Asrul sadar, orangtuanya tidak mampu untuk membayar untuk masuk SPN. Tapi karena ada tabungannya, dia mampu untuk daftar pakai uang tabungan jadi kuli bangunan sejak SMP.

Syamsuar tidak menyangka, anaknya bisa lulus seleksi sekolah Bintara muda ditengah keterbatasan mereka. Bahkan Syamsuar tegaskan tidak bayaran.
"Anak saya ini lulus bersih kasihan, kalau mau bayar sampai jutaan rupiah, itu saya dapat uang dari mana, saya ini pekerja batu, buruh harian," jelas Syamsuar.

Halaman
123

Berita Terkini