Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Sulsel, Sri Endang Sukarsih menceritakan kisahnya saat naik taksi di Bandung, Jawa Barat.
"Saat itu, kita naik taksiuntuk hadiri acara kirab Pemuda Kemenpora. Supir itu ternyata tahu juga Komandan (gelaran Syahrul Yasin Limpo). Saya kaget, ternyata dia idolakan Pak Syahrul," kata di Kompleks Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (18/10/2017).
Selama 30 menit Sri Endang membicarakan masalah perkenalannya dengan Syahrul.
Ia pun mengatakan Syahrul adalah pemimpin sejati. Itu kata yang keluar dari mulut Endang saat mendengar kepemimpinan 9 tahun lebih Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur Sulsel.
"Idenya yang begitu brilian dan intinya adalah pengabdian kepada masyarakat. Kadang dia mengabaikan kebutuhannya sendiri," kata Endang mencurahkan pengalamannya.
Ia juga menjelaskan Syahrul tidak pernah meminta tapi selalu memotivasi.
"Setiap apa yang dia sampaikan itu motivasi dan maju, mandiri dan memanfaatkan teknologi modern dan bingkai kebersamaan," katanya.
Syahrul paling mudah diakses! itu kata Endang.
"Biar masyarakat biasa bisa langsung ketemu sama beliau, bahkan masyarakat bisa langsung ambil foto sama beliau," katanya.
Selama berteman dan menjadi bawahan SYL, Endang mengakui terlalu banyak yang tak bisa dilupakan.
"Ketika beliau meminta saya untuk meminta tempat rehabilitasi untuk pengguna Napza dan ODHA, tempat familiar yakni home Base Ballata' di Jl Anggrek raya. Mottonya waktu itu selamatkan 1 lindungi sejuta. Ide itu hanya berasal dari ngomong-ngomong santai," katanya.
Ia juga menganggap SYL selalu mengingatkan untuk tidak membatasi lokasi dan waktu berkantor.
"Pemerintah tak boleh di kantor terus, dia harus kemana-mana. Dia selalu bilang kau itu betul-betul harus bekerja dan berbuah baik. Tebarkanlah kebaikan sebanyak mungkin. Saya mau menangis kalau cerita-cerita terkait ini," kata Deng Kebo, sapaan akrabnya.
Ia pun mengambil tisu kemudian mengarahkan ke pipinya.
Deng Kebo mengatakan hubungan emosionalnya sangat dalam dengan Syahrul.
"Dia paling gelisah kalau ada yang susah," katanya.
Selanjutnya, dia menganggap Stadium Barombong, jadi tantangan akhir kepemimpinan SYL-Agus Arifin Nu'mang.
"Saya biasa takut tapi Pak Syahrul selalu berikan motivasi supaya stadium ini jadi. Tentu butuh orang yang punya visi seperti beliau untuk melanjutkan pembangunan," katanya. (*)