TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Muslim Indonesia (UMI) melalui tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) serta Fakultas Agama Islam menggelar program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun 2025 di SLB Negeri 1 Makassar.
Kegiatan yang bertajuk ‘Digital Multisensory Learning: Pemberdayaan Difabel dalam Pembelajaran Harakat Hijaiyah Berbasis Komunikasi Taktil dan Auditori’ tersebut berlangsung sejak Juni hingga Agustus 2025.
Program ini dipimpin St Hajrah Mansyur dosen Prodi Sistem Informasi FIKOM UMI, dengan anggota tim Lutfi Budi Ilmawan, (dosen Prodi TI FIKOM), Ratika Nengsi (dosen Fakultas Agama Islam), serta empat mahasiswa FIKOM, Meydil Eka Syah Putra, Moh Fathur Rahmansyah, Nurul Hidayah, dan Suryati.
Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Makassar, Andi Hamjan tersebut diikuti 15 guru serta 16 siswa difabel.
Bentuk kegiatan meliputi koordinasi dan sosialisasi, pelatihan guru dan siswa, penerapan teknologi media pembelajaran digital HarakaTouch.
Ada juga pendampingan, monitoring-evaluasi, hingga penyerahan modul pembelajaran dan pembentukan komunitas guru hijaiyah inklusif.
Ketua Tim PKM, Hajrah Mansyur menjelaskan tujuan utama program ini menghadirkan inovasi pembelajaran agama yang inklusif.
“Kami mengembangkan media digital berbasis komunikasi taktil dan auditori bernama HarakaTouch. Teknologi ini dirancang untuk memudahkan siswa difabel mempelajari huruf dan harakat hijaiyah secara menyenangkan, mandiri, dan adaptif terhadap kebutuhan khusus mereka,” jelasnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8/2025).
Guru SLB juga mendapatkan pelatihan intensif untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi.
“HarakaTouch tidak hanya menjadi media bagi siswa, tetapi juga sarana bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran agama yang lebih efektif dan inklusif,” tambahnya.
Program PKM ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dengan menyediakan akses pendidikan inklusif berbasis teknologi.
Dalam konteks Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, program ini mendukung IKU 2 (pelibatan mahasiswadalam pengabdian masyarakat).
Juga IKU 3 (keterlibatan dosendalam pelatihan guru dan pengembangan media), serta IKU 5 (luaran berupa media dan modul dimanfaatkan langsung oleh mitra).
Lebih jauh, program ini mendukung Asta Cita Nasional, khususnya pada misi peningkatan kualitas SDM difabel, pengurangan kesenjangan sosial melalui pendidikan dari desadan komunitas bawah, serta penguatan pendidikan agama inklusif.
Sementara itu, relevansinya dengan Rencana IndukRiset Nasional (RIRN) tercermin dalam fokus pada riset pendidikan inklusif, integrasi teknologi informasi, serta pemberdayaan sosial-ekonomi difabel berkelanjutan.