Ini 7 Alasan Kenapa Jeneponto Dijuluki Kota Kuda

Penulis: Jumadi Mappanganro
Editor: Jumadi Mappanganro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasar Kuda di Jeneponto

Kuda-kuda yang dijual di sini tak hanya asal Jeneponto. Tapi kebanyakan asal Flores dan NTB.

Sedangkan pembelinya datang dari berbagai penjuru kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.

Rifal (14 tahun) memacu kudanya di Lapangan Passamaturukang, Jl Pahlawan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Jumat (9/6/2016) sore. (muslimin/tribunjeneponto.com)

6. Di Jeneponto telah rutin digelar lomba pacuan kuda. Ada lomba yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Jeneponto.

Lomba 'resmi' ini hanya digelar setahun sekali yakni setiap jelang hari ulang tahun Kabupaten Jeneponto. HUT Jeneponto diperingati setiap 1 Mei.

Pada pacuan resmi ini, peserta lomba tak hanya diikuti warga Jeneponto. Tapi juga diikuti peserta dari kabupaten tetangga Jeneponto yakni Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba.

Bahkan ada yang datang dari Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

Tapi ada juga lomba yang diselenggarakan atas inisiatif warga.

Bisa dilihat di Kampung Beru, Kelurahan Empoang Selatan, Kabupaten Jeneponto. Kerap dilakukan setiap akhir pekan.

Namanya saja pacuan kuda tradisional, perlengkapan para penunggang kuda terlihat seadanya.

Untuk pelindung kepala, sijoki hanya mengenakan helm sepeda motor. Si joki juga tidak memakai sepatu tunggang (boot). Lebih banyak tanpa alas kaki.

Pesertanya pun kebanyakan warga setempat.

7. Di pusat kota Kabupaten Jeneponto terdapat patung kuda yang berdiri kokoh. Tepatnya di depan Lapangan Passamaturukang, Empoang, Kecamatan Binamu.

Lokasinya dekat dari Kantor Polres Jeneponto dan Kantor Bupati Jeneponto. (*)

Berita Terkini