Sosok di Balik Restu Ibu Jokowi ke SYL

Musdalifah Pangka Jadi 'Pelayan Mendadak' di Pleret

Penulis: Thamzil Thahir
Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muzdalifah Pangka (baju kuning) di rumah ibunda Jokowi di Solo

JUMAT (8/4/2016) sore, Jl Adi Sucipto, ruas jalan utama yang menghubungkan Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah, dengan Kota Solo, bukan tidak padat.

Alphard hitam, DD 1, melaju kencang di belakang mobil sedan patroli milik Polres Boyolali.
Di dalam kabin mobil, duduk Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (61), Ketua DPRD Sulsel Moh Roem (64), dan seorang wanita berpostur 'cekak'.

Wanita berjilbab itu, mengenakan lipa sabbe ugi, sarung sutra khas Bugis. Bajunya juga berbahas sutra kuning.
Wanita itu adalah Hajjah Musdalifah Pangka. Dia Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Jawa Tengah, dan seorang penerbuit sekaligus salah satu pengusaha percetakan buku ternama di Surakarta.

Untaian bulatan kalung, mengayun mengikuti lincahnya gerak sang wanita, saat DD 1, stop di depan sebuah rumah di Jl Pleret Dalam Raya, Sumber, Karanganyar, Solo.

"Mohon, terbatas yaa yang masuk," kata Musdalifah dengan nada tegas, kepada rombongan yang mengikuti dari belakang.
Selain Syahrul dan Roem, mengikut di belakang Zulkarnain Arief (Ketua Kadin Sulsel), Taufan Pawe (Wali Kota Parepare), Andi Kaswadi Razak (Bupati Soppeng), Haris Yasin Limpo (Dirut PDAM Kota Makassar), Rahmansyah (anggota DPRD Sulsel), Arfandi Idris (fungsionaris DPD Golkar Sulsel) dan tiga wartawan.

Pintu rumah Nomor 9 A itu sudah terbuka, saat dia masuk dan langsung menyalami si tuan rumah.

"Sugeng rawuh," kata si pemilik rumah sambil mempersilakan tamunya duduk di kursi berornamen rotan.
Si pemilik rumah adalah Hajjah Sujiatmi Notomihardjo. Sujiatmi adalah ibu dari 1 putra, dan tiga putri. Dan putranya itu, adalah JokoWidodo, Presiden Republik Indonesia.

"Sudah yaa, yang lain di luiar saja, kursinya terbatas," kata Syahrul, berdiri sambil mengayungkan tangan ke arah pintu.
Saat tetamu sudah duduk, si wanita berbaju kuning, ini pun kembali unjuk kelincahan.

Dia lalu memperkenalkan tetamu ke tuan rumah. Tentu berurutan sesuai protokoler. "Ini Pak Gubernur, ketua DPRD, ada juga Pak Wali Kota, dan Bupati."

Si tuan rumah tetap tersenyum dan manggut. "Ya, beginilah rumah kami," kata ibunda Presiden dengan logat Solo yang kental.
Ibu ini lantas berdiri, saat melihat beberapa tamu lain, masuk. "Tadi saya kira cuma Pak Gubernur, yang mau datang, eh ternyata banyak ya," katanya dengan senyum.

Si tuan rumah coba melangkah ke ruang dalam rumah. "Sampun, Ibu manggon mawon," (sudah ibu duduk saja)," kata Musdalifah sambil menarik tangan si tuan rumah untuk duduk di kursinya kembali.

Saat Syahrul dan tuan rumah berbasa-basi awal, si wanita lincah ini pun masuk ke ruang dapur.

Dia membawa kue berbahan ketan, teh, dan buah manis.

Namun, si ibu kembali berdiri. Dia ingin masuk kembali. "Ibu Manggon Mawon," Musdalifah mengulang kembali ucapannya.
Tak lama kemudian, seorang ibu tua, berpakaian apa adanya juga datang membantu menyiapkan panganan dan minuman ala kadarnya untuk tetamu.

"Saya disini cuma bertiga. Satu pembantu, satu lagi polisi, katanya dari paspampres," kata tuan rumah.
Dia lalu menunjukkan, meski sendiri, tapi karena rumah itu nyambung dengan rumah putranya, jadi dia mengaku tetap ramai.
Dia lalu memperilahkan tamunya menikmati sajian. "Monggo"

Halaman
12

Berita Terkini