Segalanya mulai aneh
Saya tiba di Bandara JFK di New York bersama empat perempuan lainnya dan seorang pria, lalu kami dibagi menjadi dua kelompok.
Johnny mengambil semua dokumen saya, termasuk paspor saya, lalu ia membawa saya dan dua wanita lainnya masuk ke dalam mobilnya.
Itu adalah saat ketika segalanya mulai tampak aneh.
Sopir menempuh jalan pintas ke Flushing di Queens sebelum kemudian mengarah ke sebuah tempat parkir dan menghentikan kendaraannya. Johnny mengatakan kepada kami bertiga untuk keluar dan masuk ke mobil lain dengan sopir yang berbeda pula.
Kami melakukan apa yang diperintahkan.
Melalui jendela mobil, saya melihat Johnny memberi uang kepada sopir yang baru.
Saya pikir, "Ada yang tidak beres di sini."
Namun, saya kembali berkata kepada diri sendiri untuk tidak khawatir bahwa memang seperti itulah mestinya cara jaringan hotel berbisnis dengan perusahaan yang mereka gunakan untuk menjemput orang dari bandara.
Sopir baru pun tidak membawa kami terlalu jauh.
Ia malah memarkir kendaraan di halaman sebuah restoran. Lagi-lagi, kami harus keluar dari mobil dan pindah ke mobil lain, setelah memberi uang kepada sopir lain.
Kemudian, sopir ketiga membawa kami ke sebuah rumah, dan kami diserah-terimakan lagi.
Sopir keempat ini membawa pistol.
Ia memaksa kami untuk masuk ke dalam mobil dan membawa kami ke sebuah rumah di Brooklyn, lalu ia mengetuk pintu, memanggil "Mama-san! Gadis baru!"
Pada saat itu saya langsung panik karena saya tahu 'Mama-san' berarti mami-mami germo rumah bordil. Namun, kami tidak bisa apa-apa karena ditodong pistol.