TRIBUN-TIMUR.COM - Di kalangan warga, kini sedang tersiar kabar jika hubungan dua anggota DPR RI dari Partai Nasdem dan daerah pemilihan Sulawesi Selatan, Akbar Faizal dengan Luthfi Andi Mutty sedang memanas.
Pemicunya, insiden bersitegang di sebuah kafe di pusat perbelanjaan Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016), sore.
Tomi Lebang, perantau asal Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi saksi mata insiden itu.
Melalui akunnya pada Facebook, Jumat (4/3/2016), mantan jurnalis ini lalu menceritakan kronologis kejadian sebab kabar ini dinilai telah menjadi liar dan demi mengungkap fakta sebenarnya.
Berikut ini cerita Tomi Lebang selengkapnya:
AKBAR FAIZAL vs LUTHFI ANDI MUTTY
-- dua menit yang memalukan
KABAR-kabar angin itu rupanya seperti bola salju. Kian jauh menggelinding kian membesar. Berita pun begitu, semakin lama semakin menggelembung. Ditambahi sana sini, dikomentari pula dengan membuta. Seperti peristiwa bersitegangnya dua anggota DPR di Plasa Indonesia, Jakarta, Rabu 2 Maret lalu, kini menggelinding ke seantero Makassar -- ditulis koran-koran yang dibaca pula tautannya di media sosial.
Sesungguhnya saya tak ingin bercerita soal itu. Apa pula urusan saya dengan perseteruan seperti ini. Tapi ujung-ujungnya, kabar dari Jakarta ini menjadi buah mulut para politisi. Dan tentu lebih banyak bohongnya... hehe.
Apa boleh buat. Saya terpaksa bercerita, tak menambah tak mengurangi, dari yang saya saksikan sendiri.
SAYA datang ke kafe Ya Kun Kaya di lantai bawah Plasa Indonesia pukul empat sore dan langsung bergabung dengan kawan saya, pengacara Amran Alimuddin. Lalu datang pula Makhfudz Sappe, editor majalah Lion Air dan Harian Nasional, serta staf khusus wakil presiden, Husain Abdullah. Saya duduk membelakangi dinding, menghadap ke tengah kafe.
Di seberang kami di meja lain, duduk pula seorang lelaki paruh baya bersama lima atau enam orang lainnya. Sepintas saya melihatnya, bercincin batu akik, rambut agak cepak. Ia duduk di posisi yang sama dengan saya.
Saya tak mengenalnya, juga tak familiar dengan tampangnya. Tapi Husain Abdullah ternyata kenal dekat, ia bahkan sempat bergabung di meja seberang beberapa menit lamanya, bersalaman dan berbasa-basi, lalu kembali ke meja kami.
Gelas kopi saya belum lagi tandas ketika muncul Akbar Faizal, anggota DPR yang tentu tak asing lagi. Senyumnya mengembang. "Halo pak jubir," katanya kepada Husain. Ia duduk tepat di depan saya, membelakangi pengunjung kafe di meja seberang.
Belum sampai semenit, obrolan belum dibuka, tiba-tiba terdengar suara dari belakang Akbar, dari lelaki paruh baya yang duduk di seberang itu. "Tela** kau ... ," saya kaget, makian jalanan ala Makassar ini jarang terdengar di Jakarta.