Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

154 Halte Bekas BRT Tak Bisa Dipakai, Tak Sesuai Spesifikasi Bus

Ada Trans Sulsel dikelola Pemprov, serta Teman Bus kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
HALTE BUS – Kondisi halte bus tak terurus di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Minggu (24/8/2025). Halte eks BRT sulit mendapat sentuhan perbaikan sebab tidak sesuai spesifikasi bus yang saat ini beroperasi 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Halte eks Bus Rapid Transit (BRT) di Makassar, Maros, Takalar dan Gowa (Mamminasata) memprihatinkan.

Ratusan halte kondisinya rusak dan tidak terurus.

Rangka halte hilang digondol oknum tidak diketahui.

Besi bagian lantai, tangga dan atap hilang tak tersisa dibeberapa titik.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Erwin Terwo mengaku sulit melakukan perbaikan pada 154 halte tersebut.

Sebab spesifikasi halte telah berbeda dengan armada bus di Sulsel.

Saat ini ada dua jenis bus beroperasi Kawasan Mamminasata.

Ada Trans Sulsel dikelola Pemprov, serta Teman Bus kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

Trans Sulsel melaju di Makassar, Takalar dan Maros. Sedangkan Teman Bus melayani Makassar - Gowa.

Kedua jenis transportasi umum ini menggunakan armada bus low deck.

Sementara itu halte bus eks BRT mendukung bus high deck.

Perbedaan spesifikasi ini membuat Dishub Sulsel sulit menganggarkan kembali perbaikan halte bus.

"Itukan halte BRT khusus High deck jadi tinggi sedangkan bus yang kita gunakan sekarang itu low deck," jelas Andi Erwin Terwo kepada Tribun-Timur.com di Rujab Gubernur Sulsel pada Selasa (26/8/2025).

Bus low deck memiliki lantai yang sangat rendah bahkan sejajar trotoar.

Sehingga akses naik ke atas bus lebih mudah. Penumpang dari atas trotoar sudah bisa naik di bus.

Jenis ini cocok untuk penumpang disabilitas dan lansia.

Bus Trans Sulsel dan Teman Bus menggunakan low deck dengan posisi pintu berada di depan dan tengah.

Sementara bus high deck memiliki lantai lebih tinggi.

Kelebihannya menghasilkan ruang bagasi lebih luas dan jarak pandang lebih baik bagi penumpang.

Halte bus di Sulsel sendiri mendukung bus jenis high deck. Namun sayangnya tidak ada bus jenis tersebut beroperasi saat ini.

Meski begitu, Erwin mengaku beberapa halte eks BRT tetap jadi titik persinggahan Trans Sulsel.

Penumpang tidak harus naik ke halte, hanya perlu titik tersebut untuk naik ke bus.

Di Koridor 1 Trans Sulsel, ada 105 Titik persinggahan.

"71 diantaranya eks halte BRT," ujar Andi Erwin Terwo.

Di Koridor 2 ada 51 titik persinggahan. Sebanyak 49 titik diantaranya berada di eks halte BRT.

Pemprov Sulsel masih mencari solusi mengaktifkan kembali halte bus.

Namun langkah tersebut membutuhkan waktu lebih panjang.

"Nanti kita carikan solusi,karena butuh kajian dulu," jelasnya.

Terdekat, Erwin sedang menjalin komunikasi dengan sejumlah perusahaan di Kawasan Center Point of Indonesia.

"Ada beberapa perusahaan mau berkontribusi pembangunan halte," ujarnya.

Saat ini, Trans Sulsel memang melintas di Kawasan CPI hingga Masjid Kubah 99 Asmaul Husna.

Pengguna transportasi umum di Makassar, Mohammad Farodi Alkalingga menyebut halte eks BRT sangat tidak memadai.

Kerusakan banyak dan membahayakan penumpang.

Tempat duduk minim, pintu seadanya, tangga bolong, atap bocor, tidak ramah bagi disabilitas dan lansia.

Ditambah coretan dari tangan jahil.

“Halte bus tak memadai. Itu kayak tidak diperhatikan pengelola bus dan pemerintah,” keluhnya saat ditemui di Bus Stop CPI, Kelurahan Losari, Kecamatan Mariso, Selasa (5/8/2025).

Dirinya juga menyoroti halte tanpa bentuk fisik.

Hanya tanda bus stop tertulis di jalan raya.

Pengguna sering bingung mencari halte.

Informasi hanya tersedia di aplikasi MitraDarat.

“Tidak ada fisiknya, hanya berupa marga jalan, ditulis Bus Stop di atas aspal. Halte hanya sebatas nama saja. Fisiknya tidak ada,” ungkapnya.

Alka menggunakan Bus Mamminasata tiga hingga empat kali seminggu.

Rutenya Barombong ke Center Point of Indonesia (CPI), kadang dari Mal Panakkukang, Jl Boulevard ke Jl Jenderal Sudirman.

Ia menilai lokasi halte sudah strategis karena berada di pinggir jalan besar.

Namun, pembenahan fisik halte perlu dilakukan.

Harapannya halte menjadi tempat nyaman untuk menunggu.

 

 

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved