Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemprov Sulsel Rancang Pasokan Listrik ke Pulau Lae-lae, Kabel 700 Meter Siap Dibentangkan dari CPI

Targetnya kabel bawah laut membentang dari Center Point of Indonesia (CPI) ke Pulau Lae-lae, panjangnya 700 meter

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
KABEL BAWAH LAUT - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulsel Andi Eka Prasetya dipotret di Four Points Hotel Juli lalu. Andi Eka menjelaskan proyek kabel bawah laut kembali dimulai Pemprov Sulsel menghubungkan listrik dari CPI ke Pulau Laelae sepanjang 700 meter. Tahun 2025 proyek ini dimulai tahap penyusunan DED dan FS. Setelah itu tahun 2026 masuk tahap konstruksi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kebutuhan listrik di wilayah kepulauan jadi pekerjaan rumah pemerintah.

Dalam memenuhi pasokan listrik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel kembali mencanangkan pemasangan kabel Bawah laut.

Proyek ini sebenarnya pernah dicanangkan tahun 2021 lalu.

Namun saat itu proyek tersebut mandek ditengah jalan.

Kali ini, Pemprov Sulsel kembali serius ingin memasok listrik ke pulau.

Targetnya kabel bawah laut membentang dari Center Point of Indonesia (CPI) ke Pulau Lae-lae, panjangnya 700 meter.

"Tahun 2025 kami baru anggarkan Detailed Engineering Design (DED) dan Feasibilty Study(FS)," jelas Kepala

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel Andi Eka Prasetya di Rujab Gubernur Sulsel pada Senin (25/8/2025).

DED akan memuat gambaran teknis pengerjaan,spesifikasi material, rancangan anggaran biaya hingga rencana kerja dan syarat-syarat.

Jika telah selesai, maka detail proyek pengerjaan tersebut dapat diketahui.

Sementara FS merupakan analisis kelayakan proyek dengan berbagai sisi seperti ekonomi, hukum, teknis dan peluang pasar.

Sehingga dapat menentukan proyek tersebut mampu sukses terlaksana.

Nantinya di 2026, Pemprov Sulsel akan melangkah ke alokasi pelaksanaan dan perizinan.

"Estimasi itu sekitar Rp 10 Miliar untuk pelaksanaan diluar FS dan DED," jelasnya.

Besaran kapasitas listrik sendiri akan diketahui usai kajian DED selesai.

Dalam merealisasikan proyek, Pemprov Sulsel harus menjalin komunikasi hingga ke pemerintah pusat.

Utamanya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Kehutanan.

Rencana jangka panjangnya, aliran listrik dapat tersambung ke pulau-pulau lainnya

"Kabel laut ini sumber kelistrikan Utama, jadi prioritas pak gubernur menjahit pulau dari lae-lae,kemudian ke Barangcaddi," tegas Andi Eka.

Pemprov Sulsel memang sedang getol memperhatikan kebutuhan masyarakat kepulauan.

Sejumlah program dicanangkan memperluas akses warga kepulauan.

Selain persoalan listrik, Pemprov Sulsel sudah mengintervensi masalah transportasi dan Kesehatan.

Di sector kesehatan misalnya, Gubernur Andi Sudirman mencatat masyarakat pulau sangat membutuhkan kehadiran dokter spesialis.

Jika sebelumnya hanya berhadapan dokter umum, kini sudah bisa konsultasi langsung dokter spesialis

"Alhamdulillah, masyarakat di pulau sangat senang. Ada sampai 100 pasien per hari untuk penyakit dalam," tegas Andi Sudirman.

Dari sisi transportasi antar masyarakat pulau. Kehadiran seaplane menjadi solusi.

Sebagai wilayah kepulauan, tantangan keterjangkauan transportasi dihadapi Sulsel.

Seaplane dapat menjadi solusi menjembatani jarak tersebut

Seaplane unggul dari segi kecepatan dan efisiensi, terutama untuk kondisi darurat.

Terdekat Sulsel akan menambah layanan lewat pesawat Cessna Caravan.

"Ini Caravan insyaallah sebentar lagi, yang lebih besar kapasitasnya. Kemudian nanti itu akan menjadi angkutan untuk pariwisata dan emergency case," kata Andi Sudirman.

Pesawat jenis ini dikenal mampu beroperasi di landasan pendek dan kasar. Adaptasi terhadap konfigurasi alam juga lebih cepat.

 

 

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved