BEM Unhas
Apapun Namanya BEM Unhas Perlu Segera Terbentuk, Sebelumnya SMUH 13 Tahun Didiskusikan
Diskusi Quo Vadis BEM Unhas berlangsung dua jam lebih. Diawali sambutan pemrakarsa Mulawarman, diakhiri pembacaan simpulan oleh Kamaruddin Azis
TRIBUN-TIMUR.COM - Ratusan aktivis Unhas dari masa ke masa memadati Cafe Aspirasi, Jalan AP Pettarani, Makassar, Sabtu malam, 23 Agustus 2025. Sebagian bertahan hingga Minggu dini hari, 24 Agustus 2025.
Para aktivis dan pimpinan perguruan tinggi itu membahas kelembagaan mahasiswa. Topiknya: Quo Vadis BEM Unhas.
Tiga pembicara utama: Wakil Rektor Unhas Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SPBM(K), mantan Wakil Rektor Unhas Bidang Kemahasiswaan Prof drg A Arsunan Arsin MKes, serta Wakil Ketua Umum Senat Mahasiswa Unhas (SMUH) 1990-an Nimatullah Rahim Bone.
Baca juga: Prof Arsunan Persilakan Mahasiswa Unhas Bentuk BEM Universitas
Baca juga: Matinya BEM Unhas
“Diskusi ini antara senior dan yunior. Bukan antara dosen dan mahasiswa. Bukan antara Mahaguru dan murid. Semua yang hadir di sini adalah kakak dan adik, senior-yunior,” kata moderator AS Kambie, memulai diskusi, sebelum memanggil para narasumber ke panggung.
Hadir juga Direktur Kemahasiswaan Unhas Abdullah Sanusi dan Guru Besar FK Unhas Prof dr Marhaen Hardjo M Biomed PhD.
Duduk di kursi terdepan senior kawakan dan pelaku SMUH seperti Salahuddin Alam Dettiro, Moch Hasymi Ibrahim, Mulawarman, dan Yasidin.
Pemaparan diawali Kak Cullin, sapaan Prof Muhammad Ruslin. “Situasi pembentukan BEM tingkat universitas sekarang molor dan memanjang. Adik-adik mahasiswa butuh waktu. Prosesnya sangat dinamis. Saya kira mahasiswa cukup solid. Kami di rektorat hanya memfasilitasi.
Rektorat adalah nama tempat atau gedung yang dipakai berkantor secara resmi oleh Rektor Unhas dan para wakil rektor serta jajarannya. Gedung Rektorat Unhas berlantai 8 terletak di Kampus Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan Kilo Meter 10, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar.
Rektor adalah pemimpin tertinggi di universitas. Lembaga kemahasiswaan tingkat universitas biasa disebut BEM Universitas atau Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Di Unhas pernah disebut SMUH dan Keluarga Mahasiswa Unhas (KMUH).
Di tingkat fakultas dipimpin oleh dekan. Tempat berkantor dekan, para wakil dekan, dan jajaran disebut Gedung Dekanat. Lembaga kemahasiswaan tertinggi tingkat fakultas disebut BEM fakultas.
Level di bawah dekan disebut jurusan. Pimpinan tertingginya disebut ketua jurusan. Lembaga kemahasiswaan tertinggi di level ini disebut himpunan mahasiswa.
Di Unhas, lembaga kemahasiswaan dari level himpunan hingga fakultas sangat aktif. Yang sedang digodok kembali adalah pembentukan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas.
Lembaga kemahasiswaan di semua jenjang tersebut disebut lembaga intra kampus.
Disebut intra kampus karena berkantor atau bersekretariat dan berkegiatan dalam kampus.
Ada lembaga lain yang digeluti mahasiswa yang disebut lembaga ekstra kampus. Disebut ekstra kampus karena berkantor atau bersekretariat di luar kampus. Seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah IMM), Ikatan Mahasiswa DDI (IMDI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Meski prosesnya molor dan memanjang, Prof Ruslin optimistis BEM Unhas segera terbentuk. Apapun namanya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan adalah entitas paling bertanggung jawab terhadap aktivitas kemahasiswaan di Universitas Hasanuddin, termasuk pembentukan BEM Unhas.
Disebut BEM Unhas karena lembaga ini penanggung jawab tertinggi kegiatan mahasiswa dan lembaga kemahasiswaan di Unhas. Di fakultas ada BEM fakultas. Dalam praktiknya, seperti di era SMUH, BEM Unhas terdiri atas perwakilan BEM Fakulras. Dan BEM fakultas bertindak sebagai pengawas BEM Unhas.
“Jadi SMUH itu bukan BEM Fakultas ke-13,” tegas Nimatullah Rahim Bone. Di masa itu, ada 12 BEM Fakultas di Unhas, sesuai jumlah fakultas.
“Saya kira, membangun kejayaan BEM tingkat universitas memang butuh proses. Pimpinan universitas tidak bisa main kayu. Saya percaya pada proses yang dilakukan adik-adik mahasiswa dan saya kira sudah mulai mengerucut. Dalam waktu dekat sepertinya sudah akan ada,” jelas Prof Ruslin.
Kak Cunnan, sapaan Prof Arsunan didaulat menyampaikan pikiran setelah Kak Cullin.
“Wakil rektor bidang kemahasiswaan itu mesti berwajah ganda. Ketika berhadapan dengan rektor, pembantunya mahasiswa. Saat berhadapan dengan mahasiswa, pembantunya rektor. Universitas yang besar harus punya mahasiswa yang ragam. Harus ada yang kutu buku dan kupu-kupu, ada mahasiswa aktivis, ada yang anakis,” jelas Kak Cunnan.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas 2018-2022. Arsunan Arsin dimasukkan 100 tokoh Sulsel oleh tim panel karena dianggap sebagai ‘ahli kemahasiswaan’
Prof Arsunan Arsin juga Wakil Ketua Umum PP IKA UH 2022-2026.
Mahasiswa kupu-kupu biasanya disematkana pada mahasiswa yang hanya datang kuliah di kampus. Kupu-kupu artinya, kuliah-pulang. Setelah kuliah, pulang ke rumah.
“Lembaga kemahasiswaan adalah wahana menciptakan dan menumbuhkan dan sarana literasi,” ujar Prof Arsunan.
Pembentukan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas di Unhas sudah bertahun-tahun digagas kembali. Terakhir hal ini didiskusikan di Lantai 5 Gedung Tribun Timur, Jalan Cendrawasih 430, Makassar, 7 tahun lalu, 25 Juli 2018.
“Dulu setelah pertemuan di Tribun Timur, 7 tahun yang lalu, saya berbisik ke salah seorang pimpinan redaksi Tribun Timur bahwa BEM Unhas akan saya bentuk dan hidupkan. Alhamdulillah terbentuk selama periode saya, dan kembali redup dan mati lagi setelah periode saya berakhir,” kata Arsunan Arsin.
Ketika itu, Prof Arsunan baru saja terpilih Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unhas.
“Tujuh tahun itu tidak lama. Pernah Unhas 13 tahun tanpa BEM universitas. Dulu, mahasiswa Unhas diskusi 13 tahun baru terbentuk SMUH,” kata Nimatullah Rahim Bone.
Kak Ulla mengurai proses pembentukan SMUH. Diawali pembentukan dan pengaktifan KLK (Kesatuan Lembaga Kemahasiswaan).
“KLK bertemu sepekan membahas pembentukan lembaga kemahasiswaan, Selalu konsultasi dengan Guru Besar dan senior-senior,” ujar Nimatullah Rahim Bone.
Setelah sepakat membentuk lembaga kemahasiswaan tingkat universitas, mereka menamainya SMUH.
“Formatnya bertolak belakang jauh yang diatur kemendiknas waktu itu. SMUH membentuk bidang-bidang, hingga bidang aspirasi,” kata Nimatullah Rahim Bone.
Menurutnya, pengurus SMUH bersifat elitis karena perwakilan pimpinan BEM Fakultas.
Syarat menjadi pengurus SMUH, pernah ketua atau pengurus senat di fakultas.
Menurut Kak Ulla, pengurus SMUH tidak pernah lebih dari 30 orang, yang dipimpin Ketua SMUH dan Wakil Ketua Bidang Eksternal SMUH.
“Dorong saja terus proses pembentukan BEM Unhas atau apalah namanya nanti. Pada akhirnya yang tidak mau tinggalkan saja. Jangan pernah berpikir aktivis itu akan banyak. Aktivis selalu minoritas. Dari dulu kelompok perubah selalu dari kelompok sedikit,” jelas Nimatullah Rahim Bone.
Diskusi Quo Vadis BEM Unhas berlangsung dua jam lebih. Diawali penyampaian Ketua Panitia Faizal Baso, sambutan pemrakarsa Mulawarman, dan diakhiri pembacaan kesimpulan oleh Kamaruddin Azis Daeng Nuntung.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.