Mengapa 144 Usulan Dapur MBG Sulsel Tak Beroperasi? Tim Pusat Turun Tangan
Pemerintah pusat turun tangan memverifikasi usulan lahan dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
TRIBUN-TIMUR.COM – Sebanyak 144 dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sulsel tak beroperasi.
Pemerintah pusat turun tangan memverifikasi usulan lahan dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Tim gabungan terdiri dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), Badan Gizi Nasional (BGN), Pemerintah Provinsi (Pemprov), dan pemerintah kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, menyebut ada 230 usulan titik dapur MBG di Sulsel.
Dari jumlah itu, 86 titik telah beroperasi.
Tantangan berikutnya adalah hasil verifikasi pemerintah pusat.
Program MBG merupakan inisiatif nasional bertujuan memberikan makanan bergizi kepada siswa.
Hal itu untuk mendukung tumbuh kembang dan mencegah stunting.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah, termasuk Pemprov Sulsel mengalokasikan anggaran dan mempersiapkan lokasi dapur umum di berbagai kabupaten/kota
“Persyaratannya kan banyak. Tidak boleh berdekatan dua SPPG, terus sasaran harus dekat. Lain paling kayak di pulau, pegunungan,” ujar Ishaq usai rapat verifikasi usulan dapur MBG di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (19/8/2025).
Kepala Bagian Administrasi Umum dan Sistem Informasi IPDN Sulsel, Yosar Kardiat, mengaku usulan lokasi dapur MBG sudah dikantongi.
Selama sepekan ke depan, timnya akan keliling Sulsel untuk memverifikasi titik usulan lahan.
“Laporan pemda hampir semuanya sudah ajukan. Ada beberapa daerah karena keterbatasan lokasi atau wilayah, meminta kesediaan pemprov yang kebetulan lahannya ada di kabupaten,” ujar Yosar.
Terkait dapur MBG sudah beroperasi, Yosar menyebut tetap mengikuti proses verifikasi.
Jika tidak memenuhi syarat, maka harus diperbaiki.
Perwakilan Direktorat Jenderal Prasarana Strategis KemenPU, Normansyah Wartabone, menjelaskan sejumlah syarat lahan dapur MBG.
Di antaranya, lahan harus milik pemda, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
“Lokasi tidak berada di zona hijau atau kawasan taman nasional, dihindari. Perlu dipastikan lokasi mudah diakses kendaraan roda empat,” kata Normansyah.
Lokasi dapur MBG juga harus dapat ditempuh dalam waktu 20 menit dari sekolah.
Tantangan lain muncul di wilayah pegunungan, terutama di daerah Sulsel memiliki kontur berbukit.
“Paling tidak kemiringan dua persen dan jangan lahan bekas rawa maupun sawah, karena itu bangunannya jadi mahal,” lanjutnya.
Untuk dapur MBG dengan cakupan tiga ribu siswa, dibutuhkan lahan seluas 20x20 meter persegi.
Sedangkan cakupan seribu siswa cukup dengan 15x10 meter persegi.
Selama sepekan ini, enam tim akan bergerak keliling Sulsel untuk memverifikasi kesesuaian lokasi dengan syarat dapur MBG.
Sayur MBG Monoton, Siswi SMAN 2 Makassar Curhat
Siswi SMA Negeri 2 Makassar protes sayur MBG kepada istri Gubernur Sulsel, Naoemi Octarina Sudirman.
Momen itu saat Naoemi selaku Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel mengunjungi SMA di Jl Baji Gau, Kelurahan Baji Mappakasunggu, Kecamatan Mamajang, Makassar, Rabu (30/7/2025).
Kunjungan itu dalam rangka program PKK Go to School.
Naoemi bersama rombongan pengurus PKK Sulsel menyampaikan program tersebut di Masjid Baitul Rauf SMA Negeri 2, di hadapan puluhan siswi.
Acara dibuka dengan pembacaan tilawah oleh salah satu siswa, lalu dilanjutkan sambutan Naoemi menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya.
Dalam sambutannya, Naoemi menyampaikan program PKK Go to School sudah berjalan sebelumnya.
Tidak hanya SMA, tetapi juga SMP, SD, TK.
"Kalau tingkat PAUD, kita juga kerja sama dengan Pokja Bunda PAUD,” ucap Naoemi.
Ia juga memaparkan 10 program pokok PKK Sulsel.
Dua di antaranya menyangkut kegiatan sosial keagamaan dan pola asuh anak serta remaja.
“Pokja dua terkait pendidikan dan usaha peningkatan ekonomi,” ujarnya.
Setelah menyampaikan materi, Naoemi dan rombongan meninjau sejumlah fasilitas sekolah, seperti kantin, toilet, ruang donor darah, ruang belajar, mobil perpustakaan, dan stan pemeriksaan kesehatan.
Saat meninjau mobil perpustakaan, Naoemi berbincang dengan siswa yang sedang membaca.
Di sela percakapan, ia menanyakan isi makanan MBG diterima.
Salah satu siswi meminta agar menu sayur MBG tidak monoton.
Meski begitu, mereka mengaku puas dengan menu secara keseluruhan.
“Tapi enakji? Habis?” tanya Naoemi.
“Enak, habis. Ada ayam, telur, tempe. Buahnya ada pisang, ada anggur,” jawab empat siswi.
Keluhan tersebut langsung ditindaklanjuti Naoemi dengan mengecek langsung paket MBG di lobi sekolah.
Ia melihat isi piring stainless berisi nasi, pisang, tempe, dan sayur.
Ia pun menyampaikan langsung permintaan siswi ke petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rappocini 2.
“Tadi ada anak-anak bilang, tolong lebih bervariasi lagi menu sayurnya,” kata Naoemi kepada petugas SPPG.
Petugas berseragam biru itu mengatakan, permintaan siswi sudah disampaikan lewat pesan tertulis.
“Sudah ada pesan ditulis dalam cover-nya, Bu,” jawab petugas SPPG.
Istri Gubernur Sulsel ini juga meminta agar pengawasan MBG terus dimaksimalkan.
Ia tak ingin kasus keracunan seperti di daerah lain terjadi di Sulsel.
Usai lawatan, Naoemi mengatakan program PKK Go to School bertujuan mengedukasi pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA agar menjadi generasi lebih baik.
“Berkait literasi, organisasi, penggunaan gadget, kesehatan, dan semua yang ada di program PKK,” jelasnya.
Langkah edukasi itu, kata dia, mendukung visi pemerintah pusat mencetak Generasi Emas 2045.
Naoemi juga memberikan masukan kepada sekolah agar fasilitas kantin dan toilet diperbaiki.
“Ada sedikit masukan untuk kantin dan toilet. Alhamdulillah, secara keseluruhan bagus semua,” ujar Naoemi.
“Masukannya tadi hanya terkait kantin. Juga tadi ada kegiatan rutin dari SMA 2 bekerja sama dengan UPTD darah untuk donor darah tiga bulan sekali. Untuk BNN juga ada, dan Dinas Perpustakaan,” tutupnya.
Tiga Dapur MBG di Sinjai Layani 9 Ribu Siswa
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menunjukkan perkembangan positif.
Program inisiatif Presiden Prabowo ini mulai berjalan sejak 7 Juli 2025.
Saat ini, tiga Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) telah beroperasi.
Lokasinya berada di Jl Syarif Alqadri, Kelurahan Balangnipa; Jl Halim Perdanakusuma, Kelurahan Lappa; dan Jl Jenderal Sudirman, Kelurahan Biringere.
Hal itu disampaikan Tim Pengawas SPPG, Muh Aliakbar.
“Sekarang sudah tiga dapur yang berjalan,” kata Aliakbar kepada Tribun Timur, Senin (18/8/2025).
Aliakbar yang juga Pasiter Kodim 1424/Sinjai menyebut masing-masing SPPG melayani sekitar 3 ribu siswa dari berbagai sekolah.
“Jika ditotal, lebih dari 9 ribu siswa,” ujarnya.
Ia menambahkan, penambahan SPPG direncanakan pada September 2025.
“Bulan depan ada lagi penambahan di Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai Selatan, dan Tellulimpoe,” katanya.
Rencananya, sebanyak 20 SPPG akan beroperasi di Sinjai dan tersebar di sembilan kecamatan.
“Sekarang baru tiga yang aktif. Bila semua beroperasi, jumlahnya mencapai 20 SPPG khusus di Sinjai,” ujarnya.
Terpisah, orang tua siswa, Juliana (46), menilai program MBG sangat bermanfaat bagi kesehatan anak-anak.
"Sebagai orang tua, program ini sangat baik dan bermanfaat karena dampaknya anak-anak begitu luar biasa,” kata warga Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara ini.
Juliana mengaku sejak program ini berjalan, uang jajan anaknya senilai Rp5 ribu tidak lagi dibelanjakan.
“Uang jajannya Rp5 ribu, itu tidak dibelanjakan,” singkatnya.
Ia berharap program ini terus berlanjut.
“Semoga terus berlanjut,” katanya. (*)
Program MBG Jadi Senjata Atasi Stunting dan Dorong Ekonomi Rakyat |
![]() |
---|
Tak Hanya Membagi Guru Akan Dapat Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Program MBG di Bone Mulai Berjalan, Kepala Satgas Pastikan Menu Diawasi Ahli Gizi |
![]() |
---|
Setelah Murid, Giliran Guru Bakal Dapat Jatah MBG |
![]() |
---|
Menu Tak Menggugah Selera, MBG SMAN 6 Bontoa Maros Dikritik Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.