Opini
Normalisasi, Mahasiswi Aborsi karena Hamil Luar Nikah
Datanglah seorang perempuan muda ke ruang praktikku bersama seorang lelaki muda, seumuran, berpenampilan gagah dengan tubuh atletis
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ
‘Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (alasan) yang benar...’ (QS. Al-Isra: 33).
Meminum obat penggugur itu bukan sekadar tindakan medis.
Itu berarti mengakhiri kehidupan.
Dan kelak, setiap nyawa akan menuntut di hadapan Allah.”
Wajah Mawar menunduk, matanya berkaca-kaca. Kumbara berusaha tenang.
Aku melanjutkan, “Kalian masih muda, masih punya cita-cita. Tapi kalian memilih jalan pintas yang penuh dosa. "
Inilah potret generasi kita hari ini. Pintar di kelas, tapi rapuh dalam moral. Canggih dalam teknologi, tapi buta dalam menjaga kehormatan.
Aku teringat sabda Rasulullah ﷺ:
"Tidaklah muncul zina di suatu kaum hingga mereka berani melakukannya terang-terangan, melainkan akan tersebar penyakit-penyakit baru yang belum pernah ada di generasi sebelumnya." (HR Ibnu Majah).
Dan bukankah kita sudah menyaksikannya?
Penyakit menular seksual semakin merebak.
Aborsi ilegal merajalela.
Seks bebas dianggap tren biasa.
Orang tua banyak yang abai, sibuk dengan urusan dunia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.