Sosiologi Unhas
Dosen Sosiologi Unhas Sahabat OSIS, Gembleng Pelajar Sidrap Cegah Bullying di Lingkungan Sekolah
OSIS perlu didorong bukan hanya sebagai penyelenggara kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah
Bullying bisa berdampak psikologis, seperti stres, depresi, trauma, rendah diri, dan cemas.
Ia juga bisa berdampak akademik. Seperti malas sekolah, prestasi menurun, dan membolos.
Malah bisa berdampak fisik. Seperti luka-luka, dan psikosomatis (sakit akibat tekanan mental).
Dampak sosialnya juga ngeri. Korban bullying bisa menarik diri dari pergaulan, dan sulit mempercayai orang lain.
Perubahan Sosial Sekolah
Aneka tindakan dan perbuatan bullying itu didiskukan oleh para dosen dengan peserta.
Dalam sesi utama kegiatan, Ketua Tim Arini Enar Lestari menyampaikan materi berjudul “Sahabat OSIS: Penguatan Peran OSIS SMP Se-Kabupaten Sidrap dalam Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah.” Ia mengulas secara mendalam berbagai bentuk bullying — fisik, verbal, sosial, dan siber — yang sering terjadi di sekolah, serta dampaknya bagi kesehatan mental dan proses belajar siswa.
Arini menegaskan bahwa OSIS perlu didorong bukan hanya sebagai penyelenggara kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berperan aktif menciptakan iklim sekolah yang sehat dan suportif.
“Peran OSIS sangat vital. Mereka adalah jembatan antara guru dan siswa. Mereka bisa menjadi teladan dalam membangun kultur sekolah yang bebas dari kekerasan dan penuh empati,” tegas Arini.
Evaluasi dan Refleksi
Sebelum materi disampaikan, seluruh peserta diminta mengikuti pre-test digital yang dilakukan dengan memindai barcode. Pre-test ini bertujuan mengukur sejauh mana pemahaman awal peserta mengenai isu bullying, baik dari sisi definisi, bentuk, dampak, maupun strategi penanggulangan.
Setelah sesi materi, peserta terlibat dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas strategi konkret pencegahan bullying di masing-masing sekolah. Setiap kelompok diminta merumuskan tantangan yang dihadapi OSIS dalam isu kekerasan antar siswa serta menyusun rencana aksi yang realistis dan kontekstual.
Kegiatan ditutup dengan post-test digital untuk menilai peningkatan pemahaman dan efektivitas metode penyampaian materi oleh para dosen. Data pre- dan post-test ini akan digunakan sebagai dasar evaluasi kegiatan serta rujukan untuk kegiatan pengabdian masyarakat lanjutan.
Respons Pelajar
Antusiasme peserta sangat tinggi. Salah satu perwakilan OSIS menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di satu pertemuan saja, tetapi dilanjutkan dalam bentuk pelatihan lanjutan, forum antarsekolah, atau kunjungan pendampingan oleh kampus.
“Kami ingin ada follow-up dari kegiatan ini. Mungkin pelatihan lanjutan atau sesi pendampingan ke sekolah-sekolah agar kami tidak hanya paham, tetapi juga mampu menerapkan strategi pencegahan bullying secara nyata,” ujarnya.
Generasi Kritis Empatik dan Tangguh
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, tim dosen dari FISIP Unhas berharap bahwa pendidikan karakter yang berbasis kolaborasi dan partisipasi siswa akan tumbuh subur di Sidrap, dan bisa menjadi model bagi kabupaten lain.
“Kami percaya bahwa mencegah bullying bukan hanya soal peraturan, tetapi soal membentuk generasi yang kritis, empatik, dan tangguh. OSIS adalah mitra strategis dalam misi ini,” tutup Dr. Andi Ahmad Hasan Tenriliweng, yang juga merupakan dosen senior Sosiologi Unhas.(*)
Ruang lingkup OSIS
Sosiologi Unhas Road Smart Generation, Siswa SMAN I Parepare Janji Tak Gunakan HP saat Berkendara |
![]() |
---|
Dr Rahmat Muhammad Ceramahi Legislator Wajo: Perlu Kolaborasi dengan Akademisi Atasi Danau Tempe |
![]() |
---|
Mahasiswa S2 Sosiologi Unhas Penelitian Lapangan di Galesong Utara, Target Jurnal Minimal SINTA |
![]() |
---|
83 Mahasiswa Sosiologi Unhas Amati Perilaku Masyarakat Pesisir di Desa Boddia Takalar Sulsel |
![]() |
---|
Mahasiswa Magister Sosiologi Unhas Riset Sosial Keagamaan di Kajang, Target Ungkap Peran Ammatoa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.