Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

AAU 1992

Awal Mula Marsma TNI Fajar Adriyanto Digelari Red Wolf, Dari Duel Udara Lawan Pilot Amerika Serikat

Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan callsign "Red Wolf"

Editor: Muh Hasim Arfah
dok TNI AU
RED WOLF- Dua F/A-18C Hornet dari USS Carl Vinson difoto oleh pesawat B737-200 Angkatan Udara Indonesia di atas laut lepas Pulau Lombok, 4 Juli 2003. Salah satu pilot TNI Angkatan Udara pencegat pesawat tempur milik Amerika Serikat itu, Marsma TNI Fajar Adriyanto tewas dalam kecelakaan pesawat, Minggu (3/8/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA — Marsma TNI Fajar Adriyanto, perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan callsign "Red Wolf", wafat pada Minggu (3/8/2025).

Fajar menjabat sebagai Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Kodiklatau sejak 6 Desember 2024.

Ia merupakan alumnus SMA Negeri 1 Malang tahun 1989 dan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992.

Karier militernya mencakup berbagai jabatan penting, termasuk Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi (2007–2010), Komandan Lanud Manuhua Biak (2017–2019), serta Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2019–2020).

Fajar juga tercatat dalam sejarah militer Indonesia sebagai salah satu penerbang yang terlibat dalam insiden udara Bawean tahun 2003, ketika pesawat-pesawat F-16 TNI AU menghadapi F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat.

Insiden Bawean 2003 adalah insiden pada 3 Juli 2003 di mana dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Indonesia dikirim untuk mencegat lima jet tempur F/A-18 Hornet Angkatan Laut AS dari kapal induk USS  Carl Vinson.

Baca juga: VIDEO: 150 Personel TNI Angkatan Udara Angkut 2 Ton Sampah dari Dermaga TPI Labuang Maros

Kedua pesawat F-16 dan F/A-18 terlibat dalam pertempuran udara, penguncian rudal, dan peperangan elektronik di dekat Pulau Bawean di Laut Jawa, utara Jawa.

Di bidang akademik, ia menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas Pertahanan Indonesia dengan program studi Disaster Management for National Security.

Selama kuliah, ia menerima sertifikat dan brevet "Tanggap Tangkas Tangguh" dari BNPB, dan menjadi satu-satunya perwakilan TNI yang meraih penghargaan tersebut.

Tesisnya yang berjudul Pengerahan Kekuatan Udara (Air Power) dalam Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana di Daerah Terpencil dinobatkan sebagai yang terbaik di kampusnya.

Fajar Adriyanto dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan berdedikasi, baik di langit sebagai penerbang tempur, maupun di ruang kelas sebagai pemikir strategi pertahanan dan kebencanaan nasional.

Kronologis Pesawat Jatuh 

Sebuah pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) jatuh di kawasan Ciaruteun, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) siang.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU), Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana, membenarkan insiden tersebut.

Menurut Suadnyana, berdasarkan informasi awal, satu orang korban meninggal dunia dalam kejadian itu adalah mantan Kadispen AU, Marsma TNI (Purn) Fajar Adriyanto.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved