Lipsus Sampah Antang
Ancaman Bau Busuk TPA Antang
Bau busuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa, Kecamatan Manggala, masih jadi masalah.
Berbeda dengan Eco-Enzim, Eco-Lindi adalah cairan yang dibuat dari air lindi (cairan sisa dari sampah organik) yang dicampur dengan bahan tambahan seperti asam sulfat, molase, dan EM4 (biokatalis).
Cairan ini diformulasikan untuk menetralkan bau sampah dan juga dapat berfungsi sebagai pupuk cair.
"Sekarang kami coba cari terobosan baru dengan mencoba buat Eco-Lindi. Kita sedang diskusikan apakah kita ambil di Surabaya atau kita buat sendiri," katanya kepada Tribun Timur, Jumat (1/8/2025).
Produksi Sampah Menurun
Meskipun TPA Antang makin busuk, namun sejatinya sampah yang masuk cenderung menurun.
Bau Asseng menyebut, rata-rata produksi sampah harian di Kota Makassar semakin berkurang.
Pada Desember 2024 lalu, rata-rata timbulan sampah per hari mencapai 940 ton. Kemudian mengalami penurunan selama 2025.
DLH mencatat, rata-rata harian pada Januari 923,5 ton, Februari 838,6 ton, Maret 752,9 ton, dan April 644,3 ton.
Kecamatan Biringkanaya penyumbang sampah terbesar dengan meyumbang total 2.277.130 kg sampah selama satu bulan.
Disusul Kecamatan Panakkukang dengan 2.365.410 kg, lalu kecamatan Tamalate dengan 2.285.530 kg
Bau Asseng menilai ada pergerakan positif dari produksi sampah di Makassar.
Masyarakat sudah mulai sadar melakukan pemilahan dan pengolahan sampah di lingkungan masing-masing.
Masing-masing kelurahan menerapkan Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau TPS3R.
TPS3R melibatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan.
Apalagi, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin telah mengimbau masyarakat untuk menanam lubang biopori, membuat eco enzim hingga maggot.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.