Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Bone Keluhkan Harga Jagung Anjlok, Soroti Minimnya Pengawasan Kepolisian

Harga jual jagung di tingkat petani Kabupaten Bone saat ini hanya berkisar antara Rp3.500 hingga Rp3.800 per kilogram, jauh di bawah HAP.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Wahdaniar
HARGA JAGUNG - Potret gedung Mapolres Bone yang berlokasi di jalan Yos Sudarso Kecamatan Tanete Riattang Timur yang diabadikan beberapa waktu lalu. Warga akui pihak kepolisian jarang turun lapangan.  

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Sejumlah petani jagung di Kabupaten Bone mengeluhkan rendahnya harga jual jagung yang tidak sesuai dengan Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah. 

Mereka juga menyoroti minimnya peran pihak kepolisian dalam melakukan pengawasan langsung di lapangan.

Pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2025 menugaskan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Polri, untuk memastikan pengadaan jagung petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram dengan kadar air 18‑20 persen .

Dan Rp6.400 per kilogram dengan kadar air 14 persen untuk dijual di Bulog. 

Dari informasi yang dihimpun Tribun-Timur.com, Jumat (1/8/2025) harga jual jagung di tingkat petani Kabupaten Bone saat ini hanya berkisar antara Rp3.500 hingga Rp3.800 per kilogram, jauh di bawah HAP yang ditetapkan pemerintah.

Kondisi ini membuat banyak petani merugi, terutama di masa panen raya seperti saat sekarang yang seharusnya menjadi momentum peningkatan pendapatan.

Baca juga: Lanud Hasanuddin Hasilkan 349 Ton Jagung dari Lahan 53 Hektare di Maros

Hal tersebut diungkapkan salah seorang Petani di Bone, Mennang (40) saat dikonfirmasi mengaku lemahnya pengawasan menjadi salah satu penyebab utama harga jagung tak terkendali. 

“Saya tidak pernah melihat aparat turun langsung ke lokasi untuk mengecek harga jual di lapangan,"akuinya.

"Padahal, praktik jual-beli jagung ini jelas-jelas merugikan petani. Kalau dibiarkan begini terus, mauki untung rugi ji didapat," sambungnya. 

Mennang berharap, pihak kepolisian bisa lebih aktif hadir di tengah masyarakat.

Bukan hanya mengandalkan laporan atau kegiatan seremonial.

“Kami ingin pengawasan nyata, bukan hanya himbauan di atas kertas. Kami butuh aparat yang betul-betul melihat kondisi di lapangan, mengecek harga, dan menindak pihak-pihak yang bermain curang,” tambahnya.

Mennang berharap pihak kepolisian melakukan pengawasan lebih intensif selama masa panen berlangsung.

"Kalau diawasi kan harapannya harga jagung tetap stabil kayak gabah kemarin dan petani tidak terus menjadi korban dari sistem distribusi yang tidak berpihak," harapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang petani Kama (30) mengaku dirinya jarang melihat langsung pihak kepolisian turun ke lapangan. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved