Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tanpa Bantuan Pemda, Warga Enrekang Swadaya Bangun Jembatan Penghubung ke Lima Desa

Warga patungan membiayai pembangunan jembatan yang memakan anggaran Rp 71 juta tanpa bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang

Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/RACHMAT ARIADI
SWADAYA. Penampakan jembatan gantung yang dibangun warga desa di Enrekang secara swadaya tanpa bantuan Pemda. Saat ini, aksi itu menyisakan utang. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Warga di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) berhasil membangun jembatan gantung antar desa secara swadaya.

Jembatan itu menghubungkan Desa Kaluppini, Lembang, Ranga, Tokkonan dan Desa Rosoan.

Warga patungan membiayai pembangunan jembatan yang memakan anggaran Rp 71 juta tanpa bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang.

"Jadi biaya pembangunan Rp 71 juta. Warga dari berbagai desa secara swadaya menyumbang," kata Kepala Desa Kaluppini, Muh Salata kepada Tribun-Timur.com, Kamis (31/7/2025).

Salata mengungkapkan, jembatan lama sudah mengalami kerusakan setelah tersapu banjir. Padahal jembatan itu sangat dibutuhkan masyarakat karena menghubungkan 5 desa.

Dia bersama kepala desa lainnya ingin menggunakan dana desa untuk perbaikan jembatan, namun terhalangi dengan petunjuk teknis (juknis) penggunaan dana desa.

Alasannya kata dia, karena jembatan tersebut bukan merupakan jalan desa.

"Tidak bisa memakai dana desa karena itu bukan jalan desa, itu jalan kabupaten. Jadi aturan kita tidak diperbolehkan memakai anggaran desa," ungkapnya.

Salata mengutarakan, selama proses pembangunan jembatan, sama sekali tidak ada bantuan dari Pemkab.

Menurutnya, Pemkab hanya memberikan bekas jembatan lama di Sarong.

"Itu dari Pemkab cuma jembatan lama di Sarong yang dipindahkan," ucapnya.

Dia manambahkan, meski jembatan gantung itu sudah rampung dibangun dan sudah bisa digunakan warga desa, namun pembangunan jembatan itu menyisakan utang di toko bangunan.

Itu lantaran uang yang terkumpul hanya berjumlah Rp 57 juta. Sehingga total utang warga desa di toko bangunan sebanyak Rp 14 juta.

"Kan biaya pembangunan Rp 71 juta, yang terkumpul Rp 57 juta. Ada utang kami sekitar Rp 14 juta, utang bahan bangunan di toko," jelasnya.

Terpisah, anggota DPRD Enrekang Ma'ruf Arifin menilai Pemkab Enrekang harusnya merasa tersinggung atas aksi warga desa itu.

Seharusnya kata dia, Pemkab turun tangan saat jembatan putus.

"Pemkab harusnya yang berperan aktif dan turun tangan. Mereka harusnya tersinggung. Kasihan warga pakai dana pribadi dan swadaya membangun jembatan begitu," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved