Kisah Amal Jariyah Dg Naba: Pulang ke Makassar Bangun Masjid Usai Merantau 30 Tahun
Pemilik lahan dan donatur utama pembangunan Masjid Al Munawwarah, H Suardi Daeng Naba (50), meletakkan batu pertama.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Warga RW 6, Jl Bonto Biraeng, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, bersukacita menyambut pembangunan Masjid Al Munawwarah.
Masjid dibangun di atas lahan 6000 meter persegi.
Luas masjid 844-1000 meter persegi dengan daya tampung 200 jamaah.
Peletakan batu pertama dihadiri Lurah Barombong Heru Nugraha, Imam Kelurahan Barombong Rahmat Idrus Daeng Lurang, imam RW Abdul Karim Dg Lalang dan ketua RT/RW.
Diawali pembacaan ayat suci Al-Quran, tausiah, serta doa bersama.
Pemilik lahan dan donatur utama pembangunan Masjid Al Munawwarah, H Suardi Daeng Naba (50), meletakkan batu pertama.
Didampingi istrinya Haja Rahmawati Daeng Rella.
"Bismillahirrahmanirrahim," ujarnya meletakkan batu di pusat tiang utama.
H Suardi adalah sosok pelaut puluhan tahun merantau di Jakarta.
Suardi memilih menjadi pelaut selama 30 tahun terakhir.
Ia masih berusia 18 tahun saat pertama kali menginjakkan kakinya di Jakarta pada 1993.
Ia berjuang mencari pekerjaan di tengah kerasnya kehidupan kota metropolitan.
Sembari bekerja serabutan, Dg Naba juga mencari lowongan kerja di kapal.
Dg Naba mendapatkan lowongan kerja sebagai pelaut sesuai ijazahnya.
Ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Kamar Mesin dibeberapa kapal-kapal besar.
Termasuk saat bekerja di PT Tanto Surabaya.
Ia juga pernah berlayar bersama perusahaan pelayaran luar negeri, Osor.
Beberapa pelabuhan di luar negeri telah ia jajaki.
Apa yang ia raih tentu tidak semata berkat ketekunannya.
Dg Naba sangat yakin setiap jalan hidupnya ada campur tangan dari doa orang tuanya yang menembus langit.
Pada Tahun 1999, ia meminang pujaan hatinya Hj Sri Rahmawati Dg Rella (55).
Keduanya pun membangun bahtera rumah tangga di Jakarta hingga kini.
Menetap di Jl Upaya Utara, Kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Dg Naba melewati hari-hari dengan menafkahi keluarga dari hasil berlayar.
Dari pendapatannya itulah, ia sisihkan untuk membangun masjid.
Masjid didambakannya itu akhirnya terwujud di kampung halaman.
"Ini adalah tanah peninggalan orang tua saya. Mereka sudah tiada, tapi saya ingin membalas jasa mereka," kata Dg Naba seusai peletakan batu pertama.
Dg Naba ingin masjid yang dibangun ini nantinya digunakan warga untuk beribadah dengan nyaman.
Begitu juga pengendara yang lalu lalang di Jl Bonto Biraeng (menghubungkan Makassar-Takalar).
Memfasilitasi warga mendekatkan diri ke pencipta, Dg Naba meyakini amal jariyah-nya akan terus mengalir.
Utamanya mendiang kedua orangtuanya Cora Dg Binto, dan sang ayah Jalo Dg Mappa.
"Semoga masjid ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya untuk mereka berdua," harapnya.(*)
| Libatkan RT/RW dalam Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Akui Kekurangan Personel |
|
|---|
| Claro Makassar Hadirkan Pojok UMKM, Display 50 Produk Khas Sulsel di Lobi |
|
|---|
| Mobil Freed Tersangkut di Truk, Lalu Lintas Pettarani Makassar Macet |
|
|---|
| Di Hadapan Pendeta dan Vikaris GPIL, Munafri Titip Pesan Damai untuk Makassar |
|
|---|
| Pemkot Makassar Bakal Pasang Alat Deteksi Banjir, Alarm Bunyi Pertanda Waspada |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20250725-H-Suardi-Daeng-Naba-50-meletakkan-batu-pertama.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.