Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Bulog Biang Kerok Beras Mahal

Dinas Perindustrian Sulsel menyebut Perum Bulog sebagai penyebab utama kenaikan tersebut, akibat serapan besar-besaran terhadap gabah petani.

Editor: Sudirman
Tribun Timur
HEADLINE TRIBUN TIMUR - Dinas Perindustrian Sulsel menyebut Perum Bulog sebagai penyebab utama kenaikan harga. HET untuk beras medium Rp12.500 per kilogram, premium Rp14.900 per Kg. 

Pemerintah daerah akan melakukan pemantauan dan koordinasi dengan dinas terkait, mengetahui penyebab pasti lonjakan harga beras di Enrekang dan Luwu.

Evaluasi Pangan

Kantor Staf Presiden (KSP) menyoroti pentingnya penguatan cadangan pangan di Sulsel sebagai langkah antisipatif terhadap gejolak harga dan kelangkaan pasokan di masa mendatang.

Disampaikan Tenaga Ahli Utama KSP, Bodro Pambuditomo, usai hadiri rapat bersama Pemprov Sulsel di kantor Gubernur, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa (22/7).

“Sulsel memang daerah surplus dan panen sudah selesai, tapi itu bukan jaminan. Pemerintah daerah harus menyiapkan cadangan untuk intervensi pasar,” ujar Bodro.

Ia menjelaskan, keberadaan stok cadangan pangan sangat penting agar pemerintah bisa melakukan stabilisasi harga ketika terjadi lonjakan, dengan cara mengguyur pasar menggunakan bahan pangan berharga lebih rendah.

Menurutnya, strategi ini terbukti efektif menahan kenaikan harga di tingkat konsumen dan menjaga daya beli masyarakat.

Selain cadangan, ia menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam menjaga stabilitas pangan.

Kolaborasi itu, kata Bodro harus melibatkan seluruh jenjang pemerintahan, mulai dari tingkat desa hingga pusat.

Ia mengapresiasi intervensi Bulog yang berhasil menjaga kestabilan harga minyak goreng di Sulsel.

Berdasarkan pantauannya di pasar, harga minyak di sejumlah daerah seperti Makassar, Parepare, dan Sidrap relatif terkendali. “Ini contoh yang baik. Intervensi seperti ini bisa direplikasi di wilayah lain,” jelasnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Muh Ilyas, menyatakan masyarakat sangat menantikan dampak penurunan harga beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

Menurut Ilyas, harapan masyarakat terhadap SPHP cukup tinggi, terutama untuk mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang layak.

“Kalau kita mau melihat persentasenya tentu perlu data, tidak bisa sembarangan memperkirakan. Tapi secara kasat mata, masyarakat sangat mengharapkan SPHP ini,” ujar Ilyas, Selasa (22/7).

Gerakan distribusi pangan seperti program Palmura saat ini sudah berjalan dan mulai menunjukkan dampak, meskipun hasil secara kuantitatif masih perlu waktu untuk dievaluasi.

Dengan kondisi pangan yang relatif aman di Sulsel, Ilyas menilai daerah ini memiliki peluang besar untuk menjaga stabilitas harga pangan.

Kesiapan memperkuat cadangan pangan tetap menjadi faktor penting dalam menghadapi dinamika ke depan.

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved