Beras
Harga Beras Melonjak di Sulsel, Warga Menjerit Padahal Cadangan Beras 4,2 Juta Ton
Harga beras di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan terus melonjak tajam dan mulai langka di pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan Luwu, Ruslang, juga membenarkan menipisnya stok beras di pasar.
“Beras langka di pasar karena belum disalurkan Bulog,” jelasnya.
Warga pun mulai mengeluh karena kesulitan mendapatkan beras, terutama jenis non-subsidi.
Kondisi ini dipicu beberapa faktor, termasuk panen yang belum tiba, gangguan irigasi, hingga dampak banjir di wilayah pertanian.
Beberapa sawah di Bulukumba dan Luwu bahkan dilaporkan gagal tanam.
Masyarakat Tertekan
Kenaikan harga beras memaksa warga menyusun ulang anggaran belanja bulanan. “Mau tidak mau tetap beli karena ini kebutuhan utama. Tapi pengeluaran jadi ketat,” keluh Sari, warga Makassar.
DPRD Palopo juga menyoroti lonjakan harga yang dinilai tidak wajar. Wakil Ketua DPRD Palopo, Alfri Jamil, bahkan mencurigai adanya praktik pengoplosan beras demi meraup keuntungan.
“Ini harga tertinggi lima tahun terakhir. Kami curiga ada oknum main harga,” tegasnya.
Bulog membantah adanya kekurangan stok.
“Kami punya stok 8.000 ton dan akan segera menyalurkan beras SPHP untuk menekan harga pasar,” kata Wakil Pimpinan Bulog Cabang Palopo, Viona Cheria.
Pemerintah daerah mengklaim telah menjalankan berbagai upaya stabilisasi, seperti penyaluran SPHP dan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Di Palopo, Pemkot menggelar Mini Distribution Center (MDC) dua kali sepekan di pusat-pusat pasar.
Namun demikian, distribusi dinilai masih belum merata.
Di Luwu, Pemkab mendesak percepatan penyaluran dari Bulog yang dinilai lambat karena masih menunggu petunjuk dari pusat.
Proyek Sentra Penggilingan
Sebagai langkah jangka panjang, Bulog bersama Pemkab Luwu akan membangun kompleks sentra penggilingan padi terbesar di luar Jawa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.