Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngobrol Virtual : Dari UNM ke Dunia, Belajar dari Pidato AI Guru Besar Alm Prof Arsad Bahri

Podcast ngobrol virtual Tribun Timur edisi Jumat 18 Juli 2025 menghadirkan Prof Nurhikmah dan Prof Musawwir

Tangkap Layar
Ngobrol virtual Tribun Timur. Hadir sebagai narasumber Prof. Dr. Nurhikmaha, S.Pd., M.Si. si selaku guru besar teknologi pendidikan dari Universitas Negeri Makassar dan Prof. Dr. Musyawir Tayib, MKES selaku guru besar kepakaran kesehatan dan gizi Universitas Negeri Makassar dan juga sekaligus menjadi dosen dari almarhum Prof. Arsyad. 

TRIBUN-TIMUR. COM - Podcast ngobrol virtual Tribun Timur edisi Jumat 18 Juli 2025 mengangkat tema Dari UNM ke Dunia: Belajar dari Pidato AI Guru Besar Alm. Prof Arsad Bahri.

Hadir sebagai narasumber Prof. Dr. Nurhikmaha, S.Pd., M.Si. si selaku guru besar teknologi pendidikan dari Universitas Negeri Makassar dan Prof. Dr. Musyawir Tayib, MKES selaku guru besar kepakaran kesehatan dan gizi Universitas Negeri Makassar dan juga sekaligus menjadi dosen dari almarhum Prof. Arsyad.

Program dipandu host Fiorena.

Apa yang mendasari pembuatan video AI almarhum Prof Arsyad di pengukuhan professornya?

Sebenarnya, idenya awalnya muncul pada saat saya mau membuat pengukuhan saya ya. Jadi idenya itu awalnya saya mau memunculkan kembali orangtua saya menggunakan AI yang memberikan selamat kepada saya atas tercapainya guru besar saya. Namun seiring itu karena saya kan masih menunggu waktu kita dijadwalkan ternyata Prof Arsyad lebih dulu namun tidak sampai waktunya beliau berpulang. kemudian keluarganya menyampaikan ingin, saya berpikirlah sudahlah saya pakai dulu itu untuk beliau kan. 

Mulai bulan Mei sudah mulai berpikir apa yang harus saya lakukan untuk membantu pihak keluarganya atas permintaan tersebut. Akhirnya saya ide yang untuk pengukuhan saya itu masukkanlah ke rencana pengukuhan dari Prof Arsya tersebut. membentuk tim kecil karena kan kita harus ada naskah. 

setelah saya merencanakan saya bentuk tim ada tim naskah kemudian saya generate. ada Pak Asam sama Ibu Zainab timnya memang di di LP2MP. Kemudian saya punya tim sendiri di teknologi pendidikan, teknologi pembelajaran. 

Bagaimana sosok Prof Arsyad di mata Prof Musawwir?

Prof Musawwir : Jadi yang tadi disampaikan oleh Prof. Nurhikmah yang awal itu ya, karena kami sendiri juga awalnya itu bagaimana bisa almarhum masih bisa menyampaikan pidato untuk pengukuhannya kan gitu.. Tapi setelah dia tahu ternyata sekarang teknologi sudah berkembang sekali. 

Mengenal almarhum sejak dia mahasiswa memang waktu itu tidak menonjol dari segi penampilan. dia orangnya kalem tapi dia ulet di antara teman-temannya kalau saya perhatikan kalau ada pekerjaan laporan-laporan praktikum dia yang kerja dan itu terus berlanjut. Jadi ketika mahasiswa memang tidak banyak bicara tapi dia banyak kerja. 

Banyak sekali membantu orang mulai dari teman-temannya S1 sampai ketika dia juga menjadi dosen. Umur saya dengan almarhum itu selisih 20 tahun. Dan ada hal yang menarik juga walaupun dia sudah profesor lebih dong dari saya, tapi rasa hormatnya itu kepada dosen-dosennya luar biasa. Tidak ada dia menunjukkan bahwa dia seorang guru besar, dia seorang pejabat. Ya, karena kalau di tingkat UNM itu dia level kedua ya. Karena dia sebagai kepala lembaga. Jadi setelah rektor, wakil rektor ya lembaga lembaga dan itu dia sudah mencapai posisi itu pada umur yang masih sangat muda. Karena itu tadi Pak Rektor melihatnya ulet. 

Jadi yang saya kenal itu dia ulet, bekerja dan suka bantu orang. 

Adakah kenangan khusus sangat susah dilupakan bersama almarhum 

Dia pekerja ulet, dia banyak membantu orang. kesannya itu saja waktu mau meninggal ya. Jadi waktu terakhir masuk rumah sakit sebelum dibawa ke rumah sakit dia dari Siloam dia dibawa dulu ke rumahnya. Kami baru dapat berita bahwa almarhum itu sesak. Nah, yang kami tahu kan dia tipes selama ini.

kesannya adalah suka menolong. Terakhir-terakhir almarhum itu ingin membantu senior-seniornya yang belum profesor. Dia sudah katakan sama timnya itu sama Pak Asyam sama Ibu Zainab, "Tolong bantu Pak ini, tolong bantu Pak ini nanti saya biayai." Itu yang saya lihat begitu murah hati. Murah hati apalagi kepada keluarganya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved