Headline Tribun Timur
Lifetime Achievement 80 Tahun Aksa
Kemudian pada Tahun 2022 lalu, Celebes TV memberikan penghargaan serupa pada Wakil Ketua MPR RI 2004-2009 itu.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pendiri Bosowa HM Aksa Mahmud menerima Lifetime Achievement Award dari Tribun Timur.
Penghargaan diserahkan Pemimpin Umum Tribun Timur Andi Suruji didampingi Pemimpin Redaksi Tribun Timur Nur Thamzil Thahir dan GM Tribun Timur Yunitra di Gedung Tribun Timur, Rabu, 16 Juli 2025.
Penyerahan pas di hari ulang tahun ke-80 M Aksa Mahmud.
Exclusive Interview
Lifetime Achievement Award juga diterima Aksa Mahmud dari Konsultan keuangan global Ernst & Young Indonesia dalam acara penganugerahan Entrepreneur of The Year 2014 di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Kemudian pada Tahun 2022 lalu, Celebes TV memberikan penghargaan serupa pada Wakil Ketua MR RI 2004-2009 itu.
Lifetime Achievement Award atas karya sepanjang kepada Pendiri Bosowa dari Tribun Timur itu diawali Exclusive Interview sekitar satu jam dipandu Andi Suruji.
Baca juga: Aksa Mahmud Bongkar Cara Didik Anak-anaknya: Saya Ajari Susah
Menjawab 5 pertanyaan Andi Suruji, Aksa mengurai tips segar serta tetap sehat dan kuat di usia 80 tahun.
Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan karyawan Tribun Timur duduk bersila di depan Aksa dan Andi Suruji.
Aksa juga menjelaskan pengalamannya menjadi wartawan Harian KAMI dan aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) bersama Nono Anwar Makarim, ayah mantan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.
Sebelum ke Tribun, Aksa menerima ucapan selamat dari CEO Bosowa Group Subhan Aksa, Direktur Bosowa Foundation Melinda Aksa, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan jajaran Bosowa di acara peresmian Bosowa Berlian Motor (BBM) Tanjung Bunga, Makassar.
Suara tepuk tangan sesekali terdengar riuh di lobi Gedung Tribun Timur, mengiringi pernyataan heroik Aksa.
“80 tahun tapi semangat 40 tahun,” kata Aksa, memotong pertanyaan pertama Andi Suruji.
Aksa memang tampil dengan setelan anak muda. Seragam Bosowa berwarna biru dan hitam dipadu kacamata hitam. Rambutnya juga masih hitam.
“Alhamdulillah, hari ini saya cukup 80 tahun, patut saya syukuri. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi saat peresmian Bosowa Berlian Motor (BBM) Tanjung Bunga. Saya punya semangat, penting semangat dulu, saya tidak pernah merasa tua. Justru yang mengingatkan saya tua, istri saya. Kurangi bekerja,” jelas Aksa.
Senyum Aksa semakin merekah tatkala menghubungkan usianya yang 80 tahun dengan umur Mahathir Mohamad. Mantan Perdana Menteri Malaysia ini berulang tahun ke-100 pada 10 Juli 2025.
“Saya justru setelah baca bukunya Mahathir, saya tidak pernah merasa tua, tidak ada pantangan. Mahathir mengaku tidur 8 jam sehari. Saya susah tidur mencapai 8 jam sehari karena saya selalu bangun jam setengah 3 dini hari, tidur kadang jam 9, kadang jam 11 malam baru tidur,” kata Aksa.
“Apa maksud Bapak, tidak pernah merasa tua?” tanya Andi Suruji.
Aksa spontan menjawab, “Umur tidak bisa dibohongi, fisik juga. Tapi kita tidak boleh mengabaikan olahraga. Saya suka berenang, jadi saya selalu berenang di laut. Golf juga masih main. Segala-galanya harus ada keseimbangan.”
Dia mengaku sulit mengikuti pola Mahatir yang tidur delapan jam sehari.
“Mahathir 8 jam tidur. Tapi sulit bagi saya. Saya jam 9 tidur, setengah 3 sudah bangun. Saya Shalat Tahajud sejak SMP, sekolah teknik di Parepare, saya tahajud,” kata Aksa.
Mantan Wakil Ketua DPD RI itu juga memantik semangat para mahasiswa dengan kisah perjuangannya sebagai wartawan kampus bersama Jusuf Kalla, Alwi Hamu, Syafruddin Husain, dan Ronald Ngantung di era Orde Lama.
“Saya waktu mahasiswa aktivis, aktif di organisasi, saya pernah dipenjara di Kodam. Wawancara dimuat di koran Ikatan Pers Mahasiswa. Saya harapkan kepada mahasiswa, harus menjadi pekerja keras, jangan banyak beristirahat. Beraktivitaslah, berdiskusilah. Kita sering berdiskusi sampai jam 4 subuh,” kata Aksa.
“Saya harapkan bekerja keraslah. Jangan menyerah. Kegagalan itu biasa. Tidak ada pengusaha tidak pernah merasakan kerugian. Justeru bangkit dari kegagalan itu akan semakin mendekatkan pada kesuksesan,” jelasnya menambahkan.
“Bagaimana melihat kepemimpinan di Bosowa setelah Pak Aksa serahkan ke generasi kedua, apakah sudah sesuai harapan?” tanya Andi Suruji.
Aksa menilai semua anaknya punya kelebihan. Erwin Aksa, Sadikin Aksa, dan Subhan Aksa punya kelebihan masing-masing dalam memimpin Bosowa.
Menurut Aksa, Erwin sangat visioner. Di masanya banyak pengembangan di Bosowa.
Sadikin ahli finance. Sangat kuat dalam keuangan. Makanya di masanya, Bosowa bisa bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional.
Subhan, sangat tenang. Dia mampu menyatukan semua kekuatan di Bosowa, termasuk kemampuan kakak-kakanya.
“Semua anak saya sekolahkan di luar negeri. Termasuk Erwin. Mungkin, karena lama hidup di luar negeri, akhirnya setelah kembali, (penghayatan) agama berkurang. Makanya saya senang Erwin pindah ke Komisi 8 DPR RI, ke komisi agama.
Daripada komisi 11 yang hanya urus uang. Alhamdulillah setelah di Komisi 8, sudah haji lagi dan terjadi perubahan pada perilakunya dalam agama,” jelas Aksa.
Lalu tentang Sadikin, Aksa berkata, “Sadikin, itu IQ-nya tinggi sekali, 140. Di Indonesia tidak ada sekolah untuk IQ tinggi. Karena tinggi IQ-nya, kadang belum bicara dia sudah tahu. Dia pandang enteng tantangan,”
Subhan netral. “Ini lebih stabil, karena silaturahmi kepada karyawan lebih jalan,” ujar Aksa menilai Subhan.
Andi Suruji memancing Aksa bicara generasi ketiga, “Seberapa yakin kepada anak dan cucu membawa Bosowa 100 tahun, 200 tahun ke depan?”
Sekarang Bosowa sudah di tangan generasi kedua. Menurut Aksa, tugasnya sekarang bagaimana memilih generasi ketiga yang tepat. Seperti PT Hadji Kalla sudah generasi ketiga. Sekarang Kalla memulai mempersiapkan generasi keempat.
“Karena kita masih mudah, kita baru sekolahkan. Kita sudah banyak konsultasi ke perusahaan keluarga, bagaimana cara mengelola generasi ketiga. Banyak tantangan, proses generasi tantangan berat, banyak perusahaan gagal,” kata Aksa.
Saat ini ada 15 cucu Aksa Mahmud yang dipersiapkan menerima tongkat estafet kepemimpinan Bosoawa sebagai generasi ketiga.
“Semua pendidikan 15 cucu saya, saya yang ambil alih. Saya tidak mau ada perbedaan perlakukan pada cucu-cuc saya yang bisa mendatangkan kecemburuan pada mereka. Siapa dari 15 cucu ini yang akan menerima estafet. Tidak boleh egois. Pendidikan penting bagi generasi,” ujar Aksa.
“Saya punya pemikiran, ini prospek ke depan. Ini bisa memberikan pemerataan pendidikan kepada cucu. Ini bisa terjadi karena sekolah. Semua cucu tanggang jawab saya. Sekolah kakek yang ambil alih,” katanya menambahkan.
Lalu, hingga usia berapa Aksa Mahmud tidak urus bisnis lagi?
Aksa menjawab lantang, “Sebagai pebisnis, saya tidak mungkin berhenti berpikir akan bisnis, tapi saya tidak mau mencampuri manajemen di group. Saya membatasi diri, saya bilang bisnis jangan kau campuri, ini aktivitas kesibukan saya.”
Aksa yakin, bisnis sudah menjadi takdirnya. Inilah jalan hidupnya. Ia akan tekuni hingga akhir hayat.
“Saya merasa bisnis sudah menjadi takdir saya. Makanya saya akan berpikir bisnis dan terus bekerja hingga akhir hayat saya,” tegas Aksa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.