Pemkot Makassar
Dasi Rp8 Ribu Topi Rp15 Ribu Tapi Sekolah Jual Lebih Mahal, Disdik Makassar Libatkan Inspektorat
Disdik Makassar akan libatkan Inspektorat untuk selidiki sekolah yang menjual seragam. Orang tua keluhkan harga mahal dan kewajiban beli di sekolah..
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar akan melibatkan Inspektorat menelusuri sekolah diduga menjual seragam kepada siswa baru.
Kepala Disdik Makassar, Achi Soleman, menyampaikan, pihaknya telah menerima banyak laporan dari masyarakat terkait praktik jual beli seragam diwajibkan sekolah.
Disdik akan memproses laporan tersebut dengan memanggil pihak sekolah dilaporkan untuk memberikan klarifikasi.
Jika terbukti ada pelanggaran, Inspektorat akan turun tangan menindak dugaan praktik pungutan liar (pungli).
“Jadi untuk beberapa sekolah yang dikeluhkan oleh masyarakat, kita minta datang klarifikasi. Kalau ada indikasi temuan, tentunya akan kami lanjutkan di Inspektorat,” tegas Achi Soleman, Selasa (15/7/2025).
Achi menegaskan, tidak boleh lagi ada sekolah menjadikan momen penerimaan siswa baru sebagai ladang bisnis.
Disdik telah menetapkan aturan seragam untuk siswa SD dan SMP se-Kota Makassar.
Baca juga: Rp1,79Juta untuk Seragam, Orang tua Siswa SMPN 2 Makassar Terpaksa Beli Demi Anak Tak Beda Sendiri
Siswa SD hanya mengenakan seragam putih merah dari Senin hingga Kamis, serta pakaian olahraga atau muslim pada Jumat dan Sabtu.
Siswa SMP memakai seragam putih biru pada Senin hingga Kamis, serta pakaian olahraga atau muslim di hari Jumat dan Sabtu.
Untuk seragam putih merah dan putih biru, Pemerintah Kota Makassar akan membagikan masing-masing dua pasang kepada setiap siswa baru.
“Jadi orang tua tidak perlu beli lagi. Seragam putih merah dan biru disiapkan oleh Pemkot. Orang tua hanya siapkan baju muslim atau olahraga,” jelas Achi.
Baca juga: Usaha Jahit Kadir dan Istri di Jl Mannuruki Makassar Ramai Pesanan Seragam Sekolah
Ia menyebut, selama ini banyak sekolah menambahkan aturan sendiri soal seragam, seperti rompi, batik, batik lontara, modern school, hingga baju olahraga khusus.
Bahkan, ada sekolah juga menjual perlengkapan tambahan seperti tas, ikat pinggang, hingga kaus kaki.
“Tahun ajaran baru ini tidak boleh lagi seperti itu. Orang tua bebas beli seragam di mana saja, bisa online atau di toko, sesuai kebutuhan,” tegasnya.
Achi mengingatkan, sekolah seharusnya fokus meningkatkan kualitas pendidikan, bukan memanfaatkan siswa baru untuk meraup untung lewat seragam.
Resmikan DOBRAK Literasi, Aliyah Mustika Ilham: Literasi Pondasi Penting Bentuk Generasi Masa Depan |
![]() |
---|
Dukung Program Pusat, Pemkot Makassar Anggarkan Pembebasan 7 Hektar Lahan untuk Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Senyum Merekah Pedagang Bunga di TPU Dadi Dapat Gerobak dari Pemkot Makassar-Bank Sulselbar |
![]() |
---|
Buka KISAK dan PKBN, Melinda Aksa Ajak Kader Perkuat Administrasi dan Bela Negara |
![]() |
---|
Cegah Stunting hingga Kekerasan, PKK Makassar Galang Gerakan Cegah Perkawinan Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.