Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UNM

Wafat Sebelum Dikukuhkan, AI Hadirkan Suara Prof Arsad Bahri di Pengukuhan Guru Besar

UNM tayangkan orasi ilmiah Prof Arsad Bahri melalui video AI saat dikukuhkan Profesor. Orasi menyentuh, hadiri keluarga dan sivitas.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Humas UNM
ORASI AI -  Suasana pengukuhan profesor lingkup Universitas Negeri Makassar (UNM) di Ruang Teater Menara Pinisi. Senin (14/7/2025). Almarhum Arsad Bahri diwakili istri. 

Rektor UNM Karta Jayadi juga merasakan hal sama.

Namun dalam forum resmi ini ia berharap keluarga bisa melapangkan hatinya dan mengikhlaskan kepergian almarhum

Meski telah tiada, namun ilmu Prof Arsyad tetap melekat, ilmu itu abadi, kata Prof Karta. 

"Prof Arsad boleh meninggalkan kita tapi ilmu yang diberikan tetap akan mendapatkan manfaat. Tetap menjadi model bagaimana pengetahuan dijalankan dengan baik, dia akan terus menerima amal jariyah," ucap Rektor UNM Kartajayadi. 

"Kita harus hargai sosoknya, insyaallah almarhum senantiasa tercurah amalan ibadahnya. Prof Arsad irit bicara tapi langsung case berdasarkan problem solving. Beliau meninggal dalam usai 41 tahun," sambungnya. 

Selain Prof Arsad Bahri, UNM juga mengukuhkan tiga guru besar lainnya.

Ialah Prof Muhammad Abdy,  Profesor Bidang Ilmu Matematika, Prof Adnan, Profesor Bidang Pendidikan Biologi, serta Prof Muhiddin Palennari, (Profesor Bidang Pendidikan Biologi. 

Prof Muhammad Abdy merupakan Rektor Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar). 

Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan orasi berjudul Analisis Sinyal Elektroensefalografi (EEG) Penderita Epilepsi Dengan Pendekatan Matematika Dan Statistik. 

Ia menyampaikan, analisis sinyal EEG penderita epilepsi melalui pendekatan matematika dan statistika memberikan kontribusi yang sangat penting dalam memahami pola aktivitas otak yang kompleks dan dinamis. 

Pendekatan ini memungkinkan identifikasi pola kejang yang tidak tampak secara visual biasa dan memperkuat dasar teoritis dalam deteksi dini kejang. 

Kombinasi metode statistik dengan algoritma pembelajaran mesin juga memperluas cakupan diagnostik menjadi lebih akurat, cepat, dan bersifat individual. 

Dengan demikian, pendekatan matematika dan statistika tidak hanya meningkatkan kualitas interpretasi data EEG, tetapi juga menjadi landasan ilmiah dalam pengembangan sistem diagnostik modern yang mendukung pengobatan epilepsi secara lebih presisi  dan efektif. 

"Semoga uraian ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus menemukan solusi terhadap permasalahan analisis signal EEG pada penderita epilepsi," harapnya. 

Selanjutnya, Guru Besar Jurusan Biologi, Prof Muhiddin menyampaikan pidato terkait Metakognisi di Era Artificial Intelligence (AI) Memberdayakan Strategi Aktual dan Efektif pada Pembelajaran Biologi. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved