Headline Tribun Timur
Seragam Putih Merah Biru Gratis! Setiap Siswa Terima 2 Pasang Baju
Dalam edaran itu ditegaskan sekolah dilarang menjual seragam maupun atribut sekolah mulai tahun ajaran 2025/2026.
Umumnya, seragam tersebut disiapkan melalui koperasi sekolah. Padahal, Pemkot Makassar telah lebih dulu mengeluarkan surat edaran, menegaskan larangan penjualan seragam dan atribut sekolah oleh satuan pendidikan.
Salah satu sekolah diidentifikasi masih menjual seragam adalah SMPN 7 Makassar.
Berdasarkan informasi dihimpun, sekolah ini menawarkan paket seragam dengan harga mencapai Rp1,8 juta.
Paket tersebut mencakup seragam batik, pramuka, jilbab untuk siswa perempuan, atribut sekolah, hingga sepatu dan tas.
Seragam putih biru tidak termasuk dalam paket tersebut, karena telah disiapkan secara gratis oleh Pemkot Makassar untuk seluruh murid baru.
Sebelum program seragam gratis diluncurkan, harga paket seragam di sekolah ini nyaris menyentuh angka Rp2 juta.
Sementara itu, SMPN 35 Makassar juga dikabarkan menjual paket seragam senilai Rp1,2 juta.
Salah satu orangtua siswa yang enggan disebut namanya menyatakan, dalam paket tersebut terdapat seragam putih biru, pramuka, olahraga, batik, serta pakaian modern.
“Kalau ambil semua, harganya Rp1,2 juta. Tapi kalau sudah punya seragam pramuka dan putih biru, bisa kurang sedikit. Kalau masuknya tidak jalur murni, harganya bisa Rp1,4 juta," ujarnya melalui pesan Instagram kepada Tribun Timur.
Bisnis Sekolah
Kepala Sekolah SMPN 7, Muhammad Nasir, membantah sekolahnya menjual seragam kepada siswa baru.
“Sampai saat ini tidak ada aktivitas penjualan seragam di SMPN 7. Silakan dicek ke sekolah. Koperasi tidak menjalankan penjualan, bahkan stok seragam tidak ada,” tegas Nasir, Jumat (12/7).
Meski demikian, ia mengakui tahun-tahun sebelumnya, koperasi sekolah sempat menjual seragam, khususnya yang menjadi ciri khas sekolah.
Ia mencontohkan seperti baju olahraga dan baju batik bercorak Lontara yang dikenakan siswa pada hari tertentu, sesuai imbauan penggunaan pakaian khas daerah.
“Imbauannya kan ada satu hari siswa memakai baju khas daerah. Kita pilih batik Lontara karena tidak mungkin pakai jas tutup. Yang dijual koperasi adalah atribut yang ada identitas sekolahnya,” jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.