Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPR RI

DPR RI Sorot Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani, Sampai-sampai Presiden Prabowo Dikritik

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PAN, Tom Liwafa dan Daniel Mutaqien Syafiuddin sorot soal penyelematan Juliana Marins di Gunung Rinjani.

Editor: Muh Hasim Arfah
dpr ri/IG juliana marins
PERAN BASARNAS DISOROT- Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala BNPP/Basarnas di Gedung DPR Jakarta pada Senin (7/7/2025). Anggota DPR RI membahas insiden jatuhnya warga negara Brazil, Juliana Marins di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

TRIBUN-TIMUR.COM- Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PAN, Tom Liwafa dan Anggota Komisi V dari Fraksi Golkar, Daniel Mutaqien Syafiuddin bertanya ke Kepala BNPP/Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii terkait insiden jatuhnya warga negara Brazil, Juliana Marins di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Daniel Mutaqien menyoroti pernyataan Agam Rinjani terkait insiden tersebut.

Momen ini disampaikan Daniel saat rapat dengar pendapat dengan Kepala BNPP/Basarnas di Gedung DPR Jakarta pada Senin (7/7/2025).

Dalam kesempatan itu, Daniel juga memberi masukan adanya kamera terkait proses evakuasi.

Meski mendapat penghargaan, proses evakuasi di Gunung Rinjani menjadi sorotan utama. 

Tom Liwafa mengamati bahwa proses evakuasi terlihat "sangat manual". 

"Disarankan adanya peralatan khusus untuk mendeteksi suhu tubuh manusia," tegasnya, menyoroti kurangnya inovasi teknologi dalam operasi penyelamatan.

Insiden ini bahkan merambah ke ranah media sosial, di mana akun Instagram Presiden Prabowo Subianto menjadi sasaran serangan netizen Brazil

Situasi ini menggarisbawahi betapa krusialnya komunikasi yang efektif. 

Disarankan agar Basarnas memiliki penerjemah yang handal atau merilis pernyataan resmi dalam bahasa asing, seperti Portugis, demi memastikan pemahaman yang utuh dari masyarakat internasional.

Klarifikasi terkait insiden ini, menurut dewan, seharusnya menjadi domain Basarnas, bukan Presiden. 

Lebih lanjut, pernyataan seorang bernama Agam yang menyebutkan korban bisa selamat jika ia ada di lokasi sejak awal, dianggap "menyampingkan upaya tim rescue resmi" dan mengurangi apresiasi terhadap kerja keras tim di lapangan.

 

Atensi Internasional 

Daniel Mutaqien Syafiuddin menyampaikan Rinjani menjadi atensi nasional. 

Satu kritik menarik lainnya adalah pandangan bahwa Basarnas terkesan "tidak narsis" atau kurang aktif dalam memvisualisasikan upaya mereka di media sosial. 

“Ada super hero baru, namanya Agam. Ada pernyataan beliau turun ke lokasi saat tiga hari kejadian. Kalau saya ada di sana hari itu, ini mungkin korban bisa selamat. Ini kan mengesampingkan komponen rescue yang lain. Saya tak tahu tujuannya apa?,” katanya. 

Ia pun menyampaikan kekurangan tim Basarnas tak narsis. 

“Cuman kalau kita salah mengkalkulasi maka, akan banyak korban. Saya mencoba perspektif lain, ini jahatnya era sekarang semua orang butuh visual,” katanya. 

Di era digital ini, masyarakat haus akan konten visual untuk memahami dan mengapresiasi kerja keras para pahlawan di lapangan.

"Disarankan agar Basarnas lebih banyak mendokumentasikan upaya mereka sejak hari pertama untuk menghindari persepsi negatif," kata Daniel Mutaqien Syafiuddin

Hal ini dianggap vital untuk membangun citra positif dan memperkuat kepercayaan publik terhadap Basarnas.

Tempat Berbahaya 

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus pun menyoroti soal tempat berbahaya di Indonesia. 

"Tempat-tempat indah tapi berbahaya di Indonesia tidak dimitigasi," katanya. 

Menurutnya, Basarnas harus membuat regulasi di tempat berbahaya. 

"Perlu ada regulasi di tempat berbahaya. Karena kalau ada celaka maka, Basarnas yang dicari," katanya. 

Menurutnya, perlu ada standar untuk masuk ke wilayah berbahaya seperti Gunung Rinjani.  

"Ini catatan penting. Kita mitigasi karena ini sudah kejadian yang kesekian di Indonesia," katanya. 


Desakan Regulasi Keselamatan 

Di luar insiden Rinjani, muncul pula saran penting untuk Basarnas. 

Ada desakan kuat agar Basarnas segera menyusun standar atau regulasi resmi terkait tempat-tempat berbahaya yang sering dikunjungi wisatawan. 

Basarnas dinilai memiliki otoritas penuh untuk mengeluarkan regulasi ini, mengingat merekalah yang kerap disalahkan ketika insiden terjadi di lokasi-lokasi tersebut.

Pentingnya mitigasi risiko di berbagai destinasi indah namun berbahaya di Indonesia menjadi fokus utama untuk menjamin keselamatan para pelancong.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved