Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Agam Rinjani Habiskan Rp 367 juta dalam 10 Hari di Bali 'Tidak Enak Jadi Orang Kaya'

Agam Rinjani sosok viral saat proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang meninggal usai jatuh ke jurang di Gunung Rinjani.

Editor: Sakinah Sudin
Instagram @agam_rinjani
AGAM RINJANI - Potret Abdul Haris Agam alias Agam Rinjani yang ia posting di Instagram pribadinya @agam_rinjani. Agam berperan penting dalam proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana de Souza Pereira Marins atau Juliana Marins (27), yang meninggal usai jatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter di Gunung Rinjani. 

Agam berprofesi sebagai pemandu wisata gunung, khususnya di jalur Gunung Rinjani, Pulau Lombok, NTB.

Ia dikenal piawai mengelola logistik, menjejak jalur vertikal, serta memberdayakan wisatawan untuk mengeksplor alam secara aman dan bertanggung jawab.

“Saya Hanya Bisa Bantu Seperti Ini”

Agam Rinjani berperan penting dalam proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana de Souza Pereira Marins atau Juliana Marins (27), yang meninggal usai jatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter di Gunung Rinjani

Dalam momen terbaru tragedi Juliana, Agam bukan hanya sekadar petugas teknis.

Ia juga menjadi wajah kemanusiaan dari operasi penyelamatan yang mengundang perhatian internasional, khususnya dari publik Brasil.

Meski berhasil membantu evakuasi jasad Juliana pada Rabu, 25 Juni 2025, Agam justru menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik Brasil, terutama kepada keluarga korban.

Dalam siaran langsung (live) TikTok miliknya yang kemudian diunggah di platform X (sebelumnya Twitter), Agam menyatakan kesedihan karena tidak dapat menyelamatkan Juliana dalam keadaan hidup.

“Saya minta maaf tidak bisa membawa pulang dengan selamat karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah,” ujarnya dalam siaran tersebut.

Ia juga mengakui bahwa kondisi jurang di Rinjani sangat sulit untuk selamat jika seseorang jatuh.

“Sudah banyak kasus di Rinjani, memang susah hidup ketika jatuh di lubang-lubang itu karena terlalu curam,” lanjutnya. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin/ Muh Hasim Arfah)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved