Bom Ikan Meledak di Bulukumba
Belum Sepekan Tiba dari Tarakan, Jasmawati Tewas Akibat Ledakan Bom Ikan di Bulukumba
Kerabat korban menceritakan bahwa Jasmawati baru empat hari tiba dari Tarakan, Kalimantan Utara.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA - Peristiwa bahan bom ikan meledak di rumah warga di Dusun Talohea, Desa Lolisang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menggemparkan Bumi Panrita Lopi, Rabu (2/7/2026).
Dalam peristiwa tersebut seorang ibu rumah tangga di desa itu tewas mengenaskan.
Nama warga tersebut bernama Jasmawati (50).
Ia tewas setelah diduga terkena ledakan bom ikan.
Keluarga dan para tetangga Jusmawati di Lolisang kaget luar biasa.
Mereka tak menduga Jasmawati terkena ledakan bom ikan hingga tewas.
Kerabat korban menceritakan bahwa Jasmawati baru empat hari tiba dari Tarakan, Kalimantan Utara.
Ia menginap di rumah keluarganya di Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai.
Dan baru Selasa (1/7/2025) malam, Jasmawati mulai bermalam di rumahnya.
"Baru bermalam itu di rumahnya setelah dari Tarakang Kalimantan," kata Nabila, ponakan korban.
Sekitar pukul 22.00 Wita malam kemarin, tiba-tiba terdengar suara letusan sangat keras.
Baca juga: Praktik Bom Ikan Masih Marak di Sulsel, Akademisi FH Unismuh: Pengawasan Masih Lemah
Orang-orang di kampung berbukit itu terbangun kaget.
Mereka keluar dari rumah masing-masing berhamburan mencari sumber suara.
"Mirip itu ledakan petir kalau hujan deras, bersamaan itu kayak ada pasir terhambur di atas atap rumah kami," ungkap Nabila.
Warga pun mencari, bertanya satu sama lain sumber ledakan tersebut.
Tak lama terdengar terikan seorang warga bernama Aulia. Ia menyebut jika sumber suara ledakan dari rumah Jasmawati.
Warga pun berhamburan berlarian mendekat, menyaksikan rumah Jasmawati.
Dinding bagian kanan rumah permanen itu hingga ruang tengah keluarga dan kamar hancur.
Di antara reruntuhan tembok dan perabotan rumah tangga, terlihat tubuh Jasmawati tergeletak.
Melihat kondisi itu, keluarga dan tetangga Jasmawati berteriak histeris menyaksikan kondisi mengenaskan korban.
Warga di desa tersebut kemudian panik. Warga kemudian menghubungi aparat kepolisian setempat di Polsek Kajang.
Selama kejadian, tubuh korban dibiarkan tergelatak di tempat kejadian.
Masyarakat bersama aparat kepolisian setempattak berani mengevakuasi jasad korban.
Sekitar pukul 06.00 Wita, pagi tubuh korban baru dievakuasi ke rumah keluarganya di samping rumahnya sendiri untuk disemayamkan.
Hal itu setelah polisi penjinak bom Polda Sulsel tiba di lokasi dan memastikan jika lokasi sudah steril dari bahan peledak.
Usai diperiksa, selanjutnya dilakukan prosesi mayat lalu dikuburkan di pekuburan umum di atas bukit Lolisang. (*)
Jasmawati Janda 2 Anak Punya Aktivitas Bisnis Ikan Asing Hingga Malaysia dan Philipina
Sejak cerai dengan suaminya Bahtiar beberapa tahun lalu, Jasmawati memilih membesarkan dua orang anaknya.
Ia berjuang mencari nafkah, membangun jejaring bisnis di Indonesia dan Malaysia dan Philipina.
"Ibu Jasmawati itu, cerai waktu anaknya masih kecil dengan Pak Bahtiar (warga Pattongko Sinjai)," ungkap Fadli, masih kerabat Jasmawati.
Baca juga: Bukan Dipakai di Bulukumba, Bom Ikan Meledak di Kajang Diduga Akan Dijual ke Bone
Saat itulah membangun bisnis dari hasil tangkapan laut.
"Selama ini pasarkan ikan asing dan rumput laut ke luar Sulsel, sampai Malaysia dan Philipina," katanya.
Ia jarang berada di Lolisang, Kajang. Karena kesibukannya pada kegiatan bisnis.
Hanya saja keluarganya tak mengetahui jika Jasmawati ikut bisnis bahan peledak bom ikan.
Namun selama ini, Jusmawati banyak berinteraksi dengan kaum nelayan di daerahnya.
Sebab membawa ikan asing dan rumut laut ke luar.
Rumah Jasmawati masuk di daerah pesisir bagian Tenggara Bulukumba.
Ia berada di muara Sungai Lolisang, sungai yang menjadi batas Kabupaten Bulukumba dan Sinjai.
Tak jauh dari rumah Jasmawati, pinggir laut Teluk Bone bagian Selatan.
Teluk tersebut menjadi lalu lintas kapal dan pelaut serta nelayan asal berbagai daerah di Sulawesi Selatan.
Seperti nelayan asal Sinjai, Bone, Siwa, Luwu dan Palopo.
Oleh tetangga korban juga menyebut jika berjumpa dengan Jasmawati dikenal ramah dan baik.
Kondisi perekonomian masyarakat Desa Lolisang saat ini diketahui sebagai daerah bisnis.
Selain itu, masyarakat juga hidup dari usaha nelayan untuk yang bermukim di daerah pesisir.
Sedang yang berdomisili di perbukitan, mengelola tahan menjadi lahan pertanian palawija, lada dan cokelat, kelapa dan tanaman perkebunan lainnya.
Rumah-rumah penduduk sebagian besar sebagai rumah permanen dan ada beberapa masih mempertahankan rumah kayu.
Selain dari nelayan, petani, pegawai juga dikenal masyarakatnya banyak merantau di berbagai daearah di Indoensia termasuk ke luar negeri, Malaysia menjadi TKI.
Jasmawati memiliki dua orang anak, Febi Bahtiar dan Hilda Bahtiar.
Kedua orang anak Jasmawati hidupnya telah mapan.
Febi sebagai pegawai swasta di Kota Makassar. Sedangkan Hilda sebagai karyawan di perusahaan tambang di Morowali, Sulawesi Tengah.
Usai salat duhur siang tadi, Jasmawati telah dikubur di pekuburan umum tak jauh dari rumahnya.
Peristiwa bom ikan di Bulukumba juga pernah diketahui menelan korban jiwa pada tahun lalu.
Korbannya seorang nelayan dan pengusaha resto di Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba.
Sedang penggunaan bom ikan kerap dilaporkan di wilayah perairan Sinjai dan Kepulauan Selayar. (*)
Tim Penjinak Bom Polda Sebut Jasmawati Terkena Bom Ikan
Terpisah, Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Sulsel dikerahkan mengevakuasi Jasmawati korban tewas.
"Jam 2 dini hari (pukul 02.00 Wita) anggota kita dari Jibom Gegana start ke lokasi dan tiba sekitar jam 6 pagi," kata Dansat Brimob Polda Sulsel, Kombes Pol Heru Novianto saat dikonfirmasi Tribun, terkait dengan ledakan.
Setibanya di lokasi, kata Heru, tim langsung melakukan sterilisasi area untuk menghindari kemungkinan ledakan susulan, sebelum mengevakuasi korban.
"Jadi jam 6 pagi (pukul 06.00 Wita) kita sterilkan, kemudian mengevakuasi korbannya," jelasnya.
Heru menambahkan, saat ini tim Jibom masih mengumpulkan barang bukti yang diduga digunakan untuk merakit bom ikan.
"Kita juga kumpulkan barang bukti seperti sumbu api dan detonator. Itu sudah kita amankan," ucapnya.
Berdasarkan barang bukti yang ditemukan, Heru memastikan bahwa sumber ledakan berasal dari bom ikan.
"Iya, bom ikan. Barang bukti yang ditemukan kemungkinan besar yang meledak karena mengandung sumbu api dan detonator," tegasnya.(*)
Bermodal Rp60 Juta Bom Ikan yang Tewaskan Jasmawati Rencana Dijual ke Bone dan Sinjai |
![]() |
---|
600 Detonator dan Bom Ikan Ditemukan di Rumah Pengusaha Ikan Asin di Laikang |
![]() |
---|
Akademisi UNM: Bom Ikan Potret Tragis Masalah Ekonomi, Hukum dan Ketimpangan Sosial |
![]() |
---|
Praktik Bom Ikan Masih Marak di Sulsel, Akademisi FH Unismuh: Pengawasan Masih Lemah |
![]() |
---|
Bukan Dipakai di Bulukumba, Bom Ikan Meledak di Kajang Diduga Akan Dijual ke Bone |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.