Sita 10 Kg Sabu dan 11.554 Ekstasi asal China, Polrestabes Makassar Cegah Kerugian Rp600 Miliar
Jumlah itu diperoleh berdasarkan asumsi satu gram sabu bisa digunakan empat orang, dan satu butir ekstasi dikonsumsi oleh satu orang.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Makassar gagalkan peredaran narkotika jenis sabu seberat 10 kilogram dan 11.554 butir pil ekstasi.
Jika barang bukti tersebut beredar di masyarakat, diperkirakan sebanyak 73.625 orang berpotensi terpapar narkotika dan memerlukan rehabilitasi.
Jumlah itu diperoleh berdasarkan asumsi satu gram sabu bisa digunakan empat orang, dan satu butir ekstasi dikonsumsi oleh satu orang.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menyebut pengungkapan ini tidak hanya berdampak pada penegakan hukum, tapi juga berkontribusi besar dalam efisiensi anggaran negara.
Menurutnya, biaya rehabilitasi untuk satu orang pengguna narkoba mencapai Rp8 juta.
“Kalau dikalikan dengan jumlah jiwa terselamatkan, negara berpotensi menghemat hingga Rp600 miliar,” ujar Arya dalam konferensi pers di Mapolrestabes Makassar, Rabu (25/6/2025).
Mantan Kapolres Metro Depok ini juga menyebut, nilai kerugian negara dari peredaran narkoba asal China ini ditaksir mencapai Rp15 miliar.
Selain menyita ribuan pil ekstasi dan 10 kilogram sabu, pengungkapan dalam operasi Antik Lipu 2025 ini, juga menangkap 107 pelaku.
Lima di antaranya perempuan dan 102 merupakan laki-laki.
Para tersangka yang berperan sebagai pengedar atau kurir dijerat dengan Pasal 114 Ayat (2) subsider Pasal 112 Ayat (2) jo Pasal 132 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Ancaman hukuman bagi mereka adalah pidana mati, penjara seumur hidup, atau penjara minimal enam tahun.
Sementara itu, pengguna narkotika dikenakan Pasal 112 Ayat (1) subsider Pasal 127 UU yang sama, dengan ancaman hukuman penjara antara empat hingga 12 tahun.
Kronologi
Pengungkapan kasus narkoba dalam Operasi Antik Lipu 2025 berawal dari penangkapan seorang pengedar oleh Satresnarkoba Polrestabes Makassar.
“Awalnya kami menemukan pelaku yang mengedarkan narkotika dalam jumlah besar melalui jasa ekspedisi,” kata Arya.
Dari hasil pemeriksaan, Satresnarkoba yang dipimpin AKBP Lulik Febyantara kemudian melakukan pengembangan dan berhasil menelusuri jaringan yang terhubung hingga ke luar negeri.
“Barangnya berasal dari China, masuk ke Malaysia, kemudian menyusup ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Dari sana, dikirim ke Makassar lewat jalur ekspedisi,” jelas Arya.
Tim kemudian memetakan jalur distribusi dan melanjutkan penyelidikan ke Banjarmasin dan Surabaya.
Hasilnya, sejumlah tersangka berhasil ditangkap.
“Ini jaringan besar. Beberapa pelaku sudah diamankan, termasuk yang terlibat dalam distribusi lintas provinsi,” ujarnya.
Selama dua pekan operasi berlangsung, sebanyak 107 tersangka ditangkap.
Dari jumlah itu, 102 adalah pria dan lima lainnya perempuan.
“Dari 102 pria, 10 orang merupakan bandar, 27 pengedar, dan sisanya pengguna,” jelas Arya.
Meski ditangkap dalam operasi yang sama, para tersangka berasal dari jaringan yang berbeda.
Barang bukti yang disita juga bervariasi.
“Untuk sabu, totalnya lebih dari 10 kilogram. Ganja sekitar 1,4 kilogram, yang berasal dari jaringan Medan.”
“Sedangkan pil mephedrone atau ekstasi jenis baru yang kami amankan jumlahnya lebih dari 11.000 butir,” katanya.(*)
Menangis di Hadapan Yusril, Keluarga Dandi Korban Demo Rusuh Makassar Minta Pelaku Dihukum Berat |
![]() |
---|
Besuk 21 Tahanan Demo Rusuh di Polrestabes Makassar, Yusril: 6 Pelajar Sudah Dipulangkan |
![]() |
---|
Pembakar Gedung DPRD Terancam 20 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Ke Mana Polisi saat Kantor DPRD Makassar dan Sulsel Dibakar? Kombes Arya: Kekuatan Tak Sebanding |
![]() |
---|
Kapolrestabes: Demo di Fly Over Makassar Berakhir Kondusif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.