Musda Golkar Sulsel 2025
‘Begitu Kalah, Ribut’ IAS Sindir Dinamika Internal Golkar Sulsel
IAS singgung ego kader usai forum silaturahmi Golkar Sulsel. Ia ingatkan pentingnya kolaborasi untuk kembalikan kejayaan partai.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), menyuarakan pandangannya soal arah masa depan Partai Golkar Sulsel.
Hal itu disampaikan usai menghadiri forum silaturahmi digagas Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe, Sabtu (21/6/2025) di Hotel Gammara, Makassar.
Silaturahmi ini digelar menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Sulsel 2025.
Mantan Ketua Golkar Sulsel itu menilai Golkar hanya bisa kuat jika dibangun lewat kolaborasi dan kebersamaan.
"Saya bilang, Golkar bisa besar kalau kemudian dirajut dalam sebuah kolaborasi, kebersamaan," ujar IAS.
Menurutnya, dominasi ego di kalangan tokoh atau fungsionaris Golkar justru memicu perpecahan.
"Kalau kemudian egosentris yang muncul di masing-masing orang (kader), akan terjadi kotak-kotakan, dan itu menjadi sebuah persoalan," sambung IAS.
IAS juga menyoroti sikap dalam berdemokrasi yang kerap bertolak belakang dengan semangat kampanye damai.
Baca juga: Silaturahmi atau Manuver? Taufan Pawe Temui IAS, Gandeng Nurdin Halid
"Kita ini diajar untuk berdemokrasi. Tapi kadang-kadang ketika kita berdemokrasi, ujungnya tidak bisa kita terima. Di mana-mana kita kampanye damai, siap kalah siap menang. Tapi begitu kalah, ribut," ujarnya.
Ia mengulas dinamika internal Golkar pasca kontestasi politik dan mengapresiasi forum silaturahmi yang digagas Taufan Pawe.
Agenda ini turut dihadiri politisi senior Nurdin Halid dan pengurus DPD II Golkar kabupaten/kota.
"Saya bersyukur sekali karena Pak Taufan Pawe menggagas ini. Apa yang saya lakukan selama ini memang menjadi bagian dari agenda saya. Saya datang ke DPD II, kita berdiskusi, saya minta dihadirkan, agar kita bisa merenung," ucapnya.
IAS juga mengajak kader mengingat kejayaan Golkar di masa Orde Baru, saat kantor DPD menjadi pusat politik yang berwibawa.
"Masa Orde Baru, kantor ini luar biasa jayanya. Kenapa sekarang harus seperti ini? Tapi saya percaya, itu masih bisa kita kembalikan," katanya.
Menurut IAS, Sulsel masih menyimpan kekuatan besar untuk kemenangan Golkar. Basis pemilih tradisional masih ada, tapi belum tersentuh secara maksimal.
"Di Sulsel, Golkar untuk menang itu makin kuat sekali. Karena dia punya basis pemilih tradisional. Tapi mereka belum tersentuh dengan baik," ujarnya.
Untuk itu, IAS mengingatkan agar konsolidasi tak hanya dilakukan menjelang Pemilu 2029.
"Tantangannya adalah bagaimana kita mempersiapkan orang-orang yang bisa berinteraksi sampai ke bawah. Jangan kita berinteraksinya cuma menjelang pemilu saja," tutupnya. (*)
Appi Dapat SK Dukungan dari 17 DPD II, Temui JK di Jakarta |
![]() |
---|
Sebulan Jelang TP Lengser, DPP Masih Tahan Keluarkan Jadwal Musda Golkar Sulsel, Tanda Plt Turun? |
![]() |
---|
3 Calon Ketua Golkar Sulsel Gantian Temui Bahlil, Setelah Adnan dan Appi Giliran Taufan |
![]() |
---|
'Silakan Nilai Sendiri' Terungkap Isi Obrolan Taufan Pawe dengan Bahlil Jelang Musda Golkar |
![]() |
---|
Taufan Pawe Bertamu ke Bahlil Lahadalia Jelang Musda Golkar Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.