Darah di Tengah Retaknya Cinta, Ketika Cemburu Membawa Parang ke Masamba

Motif dari serangan itu, seperti yang kemudian diungkap penyelidik, berakar pada rasa cemburu dan kemarahan yang meledak tanpa kendali.

Tentang hubungan yang kandas, anak yang tertinggal, dan perempuan yang kini berada di sisi pria lain.

“Hubungan mereka memang sudah renggang. Tapi secara hukum belum resmi berpisah,” tambah Ipda Sultan.

Kini, JF harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Ia dijerat dengan pasal penganiayaan berat, terancam pidana penjara berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1996 tentang perubahan KUHP.

Sementara penyidik Satreskrim Polres Luwu Utara masih terus menggali keterangan dari saksi-saksi dan keluarga korban, berkas perkara terus dilengkapi.

Di tengah proses hukum yang berjalan, luka di tubuh AW perlahan sembuh.

Tapi barangkali, luka batin dari peristiwa itu akan jauh lebih lama pulihnya.

Desa Lapapa kembali sunyi.

Tapi di antara sunyi itu, tersisa jejak tentang cinta yang tak selesai, kemarahan yang meledak, dan satu jari yang tak akan pernah kembali.(*)