Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bongkar Muat Lesu

Bongkar Muat di Pelabuhan Makassar Naik 2 Persen, Pengusaha Merasa Turun

Kebanyakan kegiatan bongkar di Pelabuhan Makassar didominasi barang dari Jakarta dan Surabaya.

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Kaswadi Anwar
BUSINESS FORUM - Manager Perencanaan dan Pengendalian Operasi Terminal Peti Kemas New Makassar, Fanny Herling Tambaritji (kiri), Manager Pengelola Operasi Terminal Peti Kemas New Makassar, Hamzah (dua dari kiri) dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia Sulawesi Selatan Barat (DPW ALFI Sulselbar), Yodi Nalendra (dua dari kanan), host, Fiorena Jeritno saat acara Tribun Business Forum di Lantai 3 Kantor Tribun Timur, Jl Opu Dg Risadju, Kota Makassar, Jumat (13/6/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -  Tribun Business Forum kembali hadir, Jumat (13/6/2025).

Kali ini mengangkat tema Lesunya Daya Beli dan Dampaknya di Pelabuhan Makassar.

Hadiri sebagai narasumber, Manager Pengelola Operasi Terminal Peti Kemas New Makassar, Hamzah, Manager Perencanaan dan Pengendalian Operasi Terminal Peti Kemas New Makassar, Fanny Herling Tambaritji dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia Sulawesi Selatan Barat (DPW ALFI Sulselbar), Yodi Nalendra dan Host, Fiorena Jeritno.

Tribun Business Forum ini bisa disaksikan di You Tube Tribun Timur Makassar.

Manager Pengelola Operasi Terminal Peti Kemas New Makassar, Hamsah mengungkapkan, kegiatan peti kemas di Pelabuhan Makassar alami kenaikan sekitar 1-2 persen.

Kegiatan peti kemas ini ada dua, bongkar dan muat.

Kebanyakan kegiatan bongkar di Pelabuhan Makassar didominasi dari Jakarta dan Surabaya.

Adapun barangnya yakni sembako dan bahan bangunan, berupa besi.

Sedangkan kegiatan muat memang dari Makassar. Kebanyakan hasil pertanian, seperti beras dan jagung.

Lalu hasil pertambangan, nikel dan hasil laut.

"Kalau melihat data dari Terminal Peti Kemas dari kegiatan bongkar tumbuh satu persen di 2025 dibandingkan 2024," ungkapnya.

"Kalau kegiatan muatan itu tumbuh 15 persen, ini melebihi target. Ini karena hasil panen pertanian, apalagi hasil pertanian komoditi andalan Sulsel," tambahnya.

Kalau dikalkulasi secara keseluruhan, sebut Hamzah, bongkar muat hanya di angka dua persen

"Secara keselurahan bongkaran dan muatan tumbuh dua persen," sebutnya.

Hal senada disampaikan, Manager Perencanaan dan Pengendalian Operasi Terminal Peti Kemas New Makassar, Fanny Herling Tambaritji.

Ia menyebut, secara data years on years sampai dengan Mei tidak alami penurunan, justru kenaikan.

Malah, ia menilai muatan dari Makassar banyak, artinya perekonomian masyarakat bagus.

Sebab, barang dari Makassar banyak dikirim keluar, kebanyakan hasil pertanian. Kalau bongkar rata-rata bahan konsumsi.

"Kalau data di kami harusnya meningkat walau tak signifikan," ujarnya.

Sementara Ketua Umum DPW ALFI Sulselbar, Yodi Nalendra mengatakan, dari data Terminal Peti Kemas New Makassar secara volume ada peningkatan, tetapi anggota ALFI Sulserlbara merasa ada penurunan.

Hal disebabkan ada peraturan terbaru pemerintah yang membuka kerang invetasi tanpa terkecuali, investasi bisnis logistik dan transportasi.

Sehingga investor logistik dari luar Sulselbar bisa masuk, baik dari Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan dan berbagai daerah lainnya.

Di lain sisi, para pelaku logistik lokal sulit bersaing karena keterbatasan secara modal, peralatan, kemampuan dan skill.

Di aturan lama juga semua pengusaha loka mengambil semua pekerjaaan.

"Yang bisa saya baca dan pengurus lain melihat, kenapa kita bisa menurun (kegiatan logistik),  justru data volume meningkat, karena pada peraturan sebelumnya itu kita sebagai pengusaha lokal ambil semua, kita kerja semua.

"Ketika anggota kami bilang tidak ada kerjaan, Pelindo bilang volume naik, itu yang terjadi," pungkasya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved