Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tolak Tambang Raja Ampat

Aksi Tolak Tambang Raja Ampat, Massa Kesal Menteri Bahlil ‘Menipu’ dengan Sembunyi

Massa tolak tambang nikel Raja Ampat sambut Menteri Bahlil di Bandara DEO Sorong, desak pencabutan izin tambang di Pulau Gag.

Instagram @greenpeaceid
SAVE RAJA AMPAT - Informasi kerusakan akibat tambang nikel di Raja Ampat mengancam keindahan alam dan ekosistem pulau surga ini diunggah akun Instagram @greenpeacdeid. Olehnya itu, Massa tolak tambang nikel Raja Ampat sambut Menteri Bahlil di Bandara DEO Sorong, desak pencabutan izin tambang di Pulau Gag, Sabtu (7/6/2025).  

Berdasarkan data Kementerian ESDM, PT Gag Nikel mengantongi wilayah izin tambang seluas 13.136 hektar dan mulai berproduksi sejak 2018.

2. PT Anugerah Surya Pratama

Berbendera asing, perusahaan ini merupakan bagian dari Wanxiang Group, raksasa nikel asal Tiongkok. Aktivitasnya menyasar wilayah Pulau Waigeo dan Manuran, dan berfokus pada tambang serta smelter feronikel.

3. PT Mulia Raymond Perkasa

Perusahaan ini diketahui melakukan eksplorasi di Pulau Batang Pele. 

Namun, menurut KLHK, PT Mulia Raymond Perkasa tidak memiliki dokumen lingkungan maupun PPKH. Seluruh aktivitas mereka kini telah dihentikan.

4. PT Kawei Sejahtera Mining

Beroperasi di Pulau Kawe, perusahaan ini juga terseret dugaan pelanggaran lingkungan. 

KLHK mencatat adanya pembukaan lahan tambang di luar izin lingkungan seluas 5 hektar, yang menyebabkan sedimentasi di pesisir.

KLHK telah menjatuhkan sanksi administratif dan menuntut pemulihan lingkungan. 

Jika tidak dipenuhi, PT Kawei Sejahtera Mining terancam digugat secara perdata.

Raja Ampat memang menyimpan cadangan nikel strategis, seiring meningkatnya permintaan global untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Namun, di tengah semangat transisi energi, kerusakan ekologis yang ditimbulkan justru menjadi ironi.

“Transisi energi tak bisa mengorbankan masyarakat adat dan lingkungan. Kalau tidak hati-hati, kita hanya mengganti satu bentuk krisis dengan krisis lainnya,” ujar Greenpeace. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved