KOLOM ANDI SURUJI
PSM dan Cinta yang Terluka
PSM Makassar terpaksa tutup buku musim kompetisi 2024/2025 dengan tambahan beban finansial lewat dua sanksi denda bernilai ratusan juta.
Tak kenal capek dan lelah. Seperti juga pemain di lapangan.
Mempertaruhkan siri na pacce. Membela nama baik dan reputasi klubnya.
Mereka datang ke stadion di mana pun tim kesayangannya bermain.
Di kandang sendiri maupun di kandang lawan. Berkorban dengan biaya sendiri. Bukan mengorbankan klub dengan perilaku minus adab.
Sementara ada oknum penonton yang mengaku suporter.
Klaimnya mungkin lebih fanatik dari suporter sejati.
Datang ke stadion, bukan menikmati pertandingan, tetapi menikmati ulahnya sendiri.
Seolah ia bangga kalau melanggar aturan. Ia merasa hebat jika ulahnya merugikan pihak lain.
Puas berperilaku buruk ditonton ribuan orang.
Peristiwa itu terjadi pada 23 Mei 2025 di Stadion BJ Habibie, Parepare, dalam laga pamungkas PSM musim kempetisi Liga1 2024/2025 melawan Persita Tangerang.

Menurut Komite Disiplin PSSI, klub PSM Makassar melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023.
Alasannya, terjadi penyalaan flare dan petasan dalam jumlah banyak.
Ada pula slogan yang bersifat menghina di Tribun Selatan yang dilakukan oleh penonton PSM Makassar.
Diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin.
Padahal, Media Officer PSM Sulaiman Karim, telah mengimbau kepada seluruh suporter dan penonton yang akan hadir di laga PSM Makassar tak membawa barang-barang yang dilarang masuk ke stadion.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.