Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Disaksikan Ketua HIPMI, PT BMS Teken MoU Penjualan Nikel Matte dengan Sumitomo Corporation di Jepang

PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) resmi menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan asal Jepang, Sumitomo

Editor: Edi Sumardi
PT BMS
BMS DAN SUMITOMO - Direktur Utama PT Bumi Mineral Sulawesi, Afifuddin Suhaeli Kalla; Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Buchari; dan pihak dari Sumitomo (dari kiri ke kanan) saat penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di Osaka, Jepang, Rabu (28/5/2025). MoU tersebut mencakup sejumlah poin penting, antara lain volume penjualan, harga, metode pengiriman, serta jangka waktu kontrak jual beli antara BMS dan Sumitomo. 

TRIBUN-TIMUR.COM - PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) resmi menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan perdagangan global asal Jepang, Sumitomo Corporation, di Osaka, Jepang, Rabu (28/5/2025). 

Penandatanganan ini dilakukan di Paviliun Indonesia, World Expo Osaka, Jepang, dan menandai langkah strategis BMS dalam memperluas pasar ekspor nikel matte ke Korea Selatan.

Dalam prosesi penandatanganan, BMS diwakili dua Direktur, yakni Afifuddin Suhaeli Kalla dan Faisal Suhaeli.

Sementara itu, Sumitomo diwakili oleh Nami Katagiri selaku General Manager, Akihiko Miyauchi selaku Team Leader Nickel, Kotaro Fujita sebagai Assistant Head, dan Sandy Purwagandhi dari Sumitomo Indonesia.

Demikian siarans BMS kepada Tribun-Timur.com, Senin (2/6/2025).

Penandatanganan MoU ini disaksikan langsung Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Buchari.

Ia mengapresiasi kesepakatan tersebut sebagai wujud nyata kontribusi sektor swasta terhadap program hilirisasi dan peningkatan ekspor nasional yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Ini adalah langkah konkret yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam memperkuat neraca dagang Indonesia melalui hilirisasi. Saya harap ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan dalam negeri lainnya, tak hanya di sektor mineral tapi juga sektor pertanian dan lainnya,” ujar Akbar.

MoU tersebut mencakup sejumlah poin penting, antara lain volume penjualan, harga, metode pengiriman, serta jangka waktu kontrak jual beli antara BMS dan Sumitomo.

Berteknologi Tinggi

Smelter milik BMS yang terletak di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan mulai dibangun sejak Januari 2022 dan mulai beroperasi pada April 2024.

Saat ini, smelter tersebut telah mengoperasikan satu jalur produksi (Line) untuk Ferronickel (FeNi) dengan kapasitas 100 ton per hari atau setara 33.000 ton per tahun.

Secara keseluruhan, BMS menargetkan empat jalur produksi aktif, meliputi:

SKEF Line 1 – Ferronickel (FeNi): 100 ton/hari (33.000 ton/tahun)

RKEF Line 2 – High Nickel Matte: 30 ton/hari (10.100 ton/tahun)

RKEF Line 2 – Nickel Sulfate (NiSO₄): 95 ton/hari (31.400 ton/tahun)

OESBF Line 3 & 4 – High Nickel Matte: Masing-masing 30 ton/hari (10.100 ton/tahun)

Produk turunan yang dihasilkan antara lain Ferronickel, Nickel Matte, dan Nickel Sulfate—di mana Nickel Sulfate merupakan salah satu bahan baku penting untuk industri baterai kendaraan listrik.

Ekspansi Pasar

30.450.513.600

Selain Sumitomo, BMS sebelumnya telah menjalin kerjasama ekspor dengan sejumlah perusahaan besar dunia. 

Di antaranya Trafigura dengan nilai kontrak USD 222.590 (setara Rp 3,6 miliar), Anhui Wanxin sebesar USD 9.600.000 (setara Rp 156 miliar), Yieh United Steel Corp senilai USD 1.872.000 (setara Rp 30,4 miliar), serta Mitsui sebesar USD 2.455.000 (setara Rp 39,9 miliar).

BMS juga merencanakan produksi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik dalam waktu dekat. Meski saat ini belum dilakukan penjualan, langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk masuk lebih dalam ke pasar industri energi hijau global.

Komitmen Keberlanjutan

BMS menegaskan komitmennya pada prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dalam kegiatan operasionalnya, BMS memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti energi air, untuk menekan emisi dan menjaga kelestarian lingkungan.

Aspek sosial dan lingkungan menjadi bagian integral dari proses produksi dan ekspansi perusahaan ke depan.

Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam mendorong ekspor mineral bernilai tambah serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global industri nikel dan energi bersih.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved